Liputan6.com, Jakarta - Empat ABKÂ WNI kini dapat menghirup udara lepas setelah pemerintah membebaskan mereka dari cengkeraman kelompok Abu Sayyaf di Filipina. Selama dalam penyanderaan itu, ABK tersebut mengaku diancam.
Hal itu diungkapkan seorang ABK, Samsir. Dia menuturkan saat menjadi sandera, Abu Sayyaf mengancam akan membunuhnya. Bahkan ia juga diteror melalui tayangan video menyeramkan milik kelompok radikal tersebut.
"Kita dikasih lihat video kalau enggak ditebus nanti digorok," ucap Samsir di Gedung Pancasila Kemlu, Jakarta, Jumat (13/6/2016).
Advertisement
Baca Juga
Meski ada ancaman tersebut, seorang sandera lainnya, Loren Marinus Rumawi memastikan bahwa pembebasan WNI tersebut tanpa uang tebusan. "Kita dibebaskan tanpa ada tebusan," ucap Loren.
Makan Tidak Tiap Hari
Loren menuturkan penderitaannya saat menjadi sandera kelompok Abu Sayyaf. Dia mengaku mengonsumsi makanan yang dianggapnya tak layak untuk mengisi perut.
"Kita hari-hari makannya cuma nasi dan kelapa kering saja kopra," ucap Loren.
Tak hanya itu, penderitaan masih belum berakhir. Dia mengaku diberi makan tidak setiap hari. "Kita kadang dua hari, kita dikasih makan sekali," ucap Loren.
Saat mereka makan pun, pengawasan ketat terus dilakukan. Bahkan, tangan para sandera tak lepas dari ikatan meski tengah makan.
"Tangan diikat satu tangan, makannya pakai satu tangan setiap hari diikat," ucap Loren.
Pemerintah telah menyelamatkan 4 ABK WNI yang disandera Abu Sayyaf di Filipina. Para mantan sandera itu tiba di Jakarta pada pukul 10.25 tadi pagi. Setelah itu, mereka diboyong ke RSPADÂ Gatot Subroto untuk menjalani pemeriksaan kesehatan.
Pemeriksaan itu meliputi psikis dan fisik. Sejumlah dokter spesialis diturunkan untuk mengecek kondisi kesehatan dari ABKÂ itu. Dari hasil pemeriksaan tersebut, kesehatan ABKÂ tersebut dalam kondisi baik.
Advertisement