Liputan6.com, Jakarta - Ribuan warga DKI Jakarta yang tergabung dalam Serikat Perjuangan Rakyat Indonesia (SPRI) berdemonstrasi di kolong tol Jembatan Tiga, Jakarta Utara. Massa yang didominasi rakyat miskin, korban penggusuran dan warga yang sudah menempati Rusunawa (rumah Susun Sewa) turun ke kolong jembatan.
"Kita menyatukan rakyat yang calon korban dan korban gusuran, kita berkumpul di sini menuntut gubernur agar tak menggusur sewenang-wenang," ujar Ketua SPRIÂ Marlo Sitompul di Jembatan Tiga, Jakarta, Minggu (15/5/2016).
Marlo menyatakan, penggusuran hanya untuk kepentingan elite saja, bukan untuk pembangunan. Dia mencontohkan, daerah-daerah yang digusur hanya jadi ruang lepas dan tak digarap pemerintah. Malahan diserahkan pada pengembang properti.
Baca Juga
"Kita bisa lihat Aquarium, Kalijodo, dan daerah gusuran lain, daerahnya terlantar gak diapa-apain setelah digusur. Penggusuran itu dipaksakan hanya kepentingan cukong dan pengembang," kata Marlo.
Para peserta aksi ini, menurut Marlo adalah pemilih dan punya hak suara untuk menentukan siapa gubernur Jakarta selanjutnya, bahkan ada yang sudah memiliki sertifikat tanah namun tetap digusur Ahok.
"Ini warga miskin semua. Mereka ada yang punya sertifikat tanah, dan yang jelas mereka semua punya KTP DKI yang punya hak politik dan hal suara dalam pemilihan besok, mereka lah yang akan menentukan siapa Gubernur ke depan," terang Marlo.
Pantauan Liputan6.com, massa terus bertambah. Dengan memakai baju merah bertuliskan "Gue warga Jakarta, rindu pemimpin dari buruh dan rakyat miskin, penggusur rakyat miskin kok didukung di mana otak Loe" tertulis di baju mereka.
Sedangkan di sekitar tempat aksi, terpampang berbagai spanduk propaganda perlawanan terhadap Ahok.