Liputan6.com, Nusa Dua - Calon ketua umum Golkar Ade Komarudin mengalah dan menyerahkan kursi Golkar 1 kepada Setya Novanto. Menurut pria yang karib disapa Akom ini, dirinya memilih mundur untuk mempertahankan persatuan di tubuh Golkar.
"Ini demokrasi, harus efisien, demokrasi itu harus produktif, demokrasi itu harus untuk memperkuat persatuan, bukan untuk bercerai berai. Jadi demokrasi kalau diperlihatkan kepada menuju perpecahan ya kita harus mengendalikan demokrasi itu dengan baik," kata Akom di Ballroom BNDCC, Bali, Selasa (17/5/2016).
Akom mengaku tidak pernah merencanakan untuk mundur dari pertarungan. Keputusan itu semata-mata diambil setelah melihat dinamika terkini yang terjadi selama munaslub berlangsung.
Baca Juga
"Saya tidak pernah berkahayal-khayal. Saya cuma ingin mengalir, segala sesuatu yang penting untuk kebaikan semua, tidak untuk kita saja. Yang paling penting untuk kebaikan semua. Terutama untuk kebaikan Partai Golkar yang sekarang ini sedang menuju pada kembali mau bersatu rekonsiliatif gitu loh," jelas dia.
"Jadi kalau saya melanjutkan yang saya pikir tidak akan rekonsiliatif," imbuh Akom.
Ketua DPRÂ itu menilai, kebanyakan orang Indonesia tidak bisa menerima kekalahan. Sehingga, untuk menghindari konflik lebih dalam, Akom memilih mengalah.
"Saya mencintai partai ini dan mencintai negara ini. Dan saya berusaha untuk melakukan kebaikan negara dan partai ini tentunya," pungkas Akom.