Sukses

Jokowi Pamer Kekuatan Blusukan di Hadapan George Bush

Di hadapan George Bush, Jokowi menyatakan tetap blusukan meski sudah menjadi Presiden Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi menjadi pembicara kunci di The 7th Asian Leadership Conference (ALC) dengan tema "Asia Tomorrow: Innovation 4.0". Jokowi menjelaskan tentang kekuatan blusukan di hadapan mantan Presiden Amerika Serikat George Walker Bush.

"Saya suka jalan, jalan, dan jalan, untuk menyelesaikan sebuah masalah. Di Indonesia, ini disebut sebagai blusukan. Dalam bahasa Inggris disebut management of walking around," kata Jokowi di Seoul, Korea Selatan, Rabu (17/5/2016).

Jokowi menyatakan, meski sudah menjadi Presiden Indonesia, ia tetap blusukan. Namun ada sedikit perbedaan. Semasa menjabat Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta, blusukan dilakukan jalan kaki, tapi sekarang terbang menggunakan pesawat.


"Dua tahun lalu, saya jadi presiden, saya tidak blusukan jalan kaki lagi, sekarang saya terbang. Saya mau jalan, tapi Indonesia negara besar, dari barat ke timur, sama saja dari London ke Dubai atau Los Angeles ke New York," tegas Jokowi.

Presiden Korea Selatan Park Geun-hye tersenyum mendengar pidato Jokowi. Sementara George Bush menyimak dengan serius.

Kekuatan Ajak Makan

Jokowi juga menceritakan kekuatan mengajak makan. Langkah itu terbukti menyelesaikan masalah di Solo dan Jakarta. Dia kemudian memberi contoh ‎relokasi pedagang kaki lima (PKL) yang menutup dan membuat kotor jalanan Solo, hampir sulit dilakukan.

"Banyak wali kota berusaha memindahkan para PKL, selalu diakhiri dengan pertentangan dan demo. Semua bilang ke saya, itu tidak bisa dilakukan," tutur Jokowi.

Namun, itu tidak membuat Jokowi patah semangat. Ia pun mengundang para PKL untuk makan siang dan makan malam.

"Saya melakukan 54 kali pertemuan, saya ajak makan sebanyak 20 kali. Setelah 7 bulan, mereka mau direlokasi di tempat yang baru," jelas Jokowi.

Saat pindah ke Jakarta pun, Jokowi menyelesaikan proyek Jakarta Outer Ring Road yang terhambat dengan kekuatan mengajak makan. Hambatannya, ada sejumlah keluarga yang menolak direlokasi, padahal tempat tinggal mereka sebagai bagian akhir dari proyek tersebut.

"Saya juga undang mereka untuk makan siang dan makan malam, kali ini cuma 4 kali, bukan 20 kali. Setelah 5 bulan, mereka mau direlokasi," demikian cerita Jokowi.