Sukses

Datangi Kabareskrim, Ketua Jakmania Minta Kematian Fahreza Diusut

Menurut Richard, Mabes Polri telah mengetahui kejadian itu dan memerintahkan Polda Metro Jaya mengusut penyebab kematian korban.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Jakmania Richard Ahmad mendatangi Bareskrim Polri menindaklanjuti tewasnya Fahreza (16), suporter Persija saat menyaksikan pertandingan Persija melawan Persela Lamongan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jumat malam 13 Mei lalu.‎

Menurut Richard, Mabes Polri telah mengetahui kejadian itu dan sudah memerintahkan jajaran Polda Metro Jaya mengusut penyebab kematian korban.

"Artinya kejadian ini sudah direspons Pak Kapolri dan Pak Kapolda, nanti tinggal Pak Kapolda yang menangani kasus tersebut," kata Richard di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Selasa (17/5/2016).

Meski belum membuat laporan, Richard berharap kasus tewasnya Fahreza menjadi perhatian sejumlah pihak sehingga kejadian serupa tidak terulang.

"Makanya kami akan sinkronkan. Soal pengamanan ini juga jadi perhatian. Untuk Polda jadi evaluasi. Catatan menurut saya, panitia dan juga operator liga harus evaluasi. Ini kan pertandingan sepakbola main jam 9 malam. Harusnya dievaluasi apa masih layak main jam 9 kalau kondisinya seperti ini," terang dia.

Richard mengungkapkan Kabareskrim Komjen Anang Iskandar berjanji membantu penyelesaian kasus. Sebab kematian korban diduga akibat penganiayaan sejumlah petugas kepolisian yang mengawal pertandingan.

"Iya, Kabareskrim membantu. Tapi kan ini semua di Polda, asistensi begitu," ucap dia.


Sebelumnya, Fahreza diduga menjadi korban pemukulan sejumlah oknum polisi ketika terjadi kericuhan di luar stadion ‎saat pertandingan Persija dengan Persela memasuki babak kedua.

Saat itu, beberapa suporter yang kehabisan tiket mencoba memaksa masuk dengan menerobos pintu yang dijaga polisi saat laga sudah berjalan setengah permainan.

Fahreza yang mengalami luka cukup serius di bagian kepala langsung dilarikan ke RS Andika, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Korban kemudian dirujuk ke RS Marinir, Cilandak, ‎Jakarta Selatan akibat luka yang cukup serius.

Korban sempat dibawa pulang, namun kembali dilarikan ke RS Marinir, Cilandak karena kondisinya yang semakin kritis. Fahreza akhirnya mengembuskan napas terakhirnya di rumah sakit pada Minggu 15 Mei 2016 pagi.