Sukses

Menko Luhut: Presiden Siap Kerja Sama dengan Ketum Baru Golkar

Menurut Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan, sikap Presiden Joko Widodo sudah jelas kepada Partai Golkar.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi disebut-sebut mendukung Setya Novanto, sebelum resmi terpilih menjadi ketua umum Partai Golkar.

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Jokowi tidak berpihak kepada siapa pun, calon ketua umum Golkar.

"Presiden kan posisi sudah jelas, tak berpihak kanan kiri, dan siapa yang terpilih dia akan kerja sama dengan baik," kata Luhut dalam wawancara khusus bersama Liputan 6 SCTV, Senayan, Jakarta, Selasa (17/5/2016) malam.

Sementara, Jokowi sebelumnya marah besar lantaran disebut-sebut mendukung salah satu calon ketua umum Golkar Setya Novanto pada munaslub di Bali pada 15-17 Mei 2016.

Hal itu disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dia menegaskan, Jokowi tidak pernah mendukung salah satu calon ketua umum Golkar.


"Itu Presiden sangat marah akibat dikatakan begitu. Jadi itu sama sekali tidak benar," tegas pria yang akrab disapa JK itu, di Gedung Bulog, Jakarta Selatan, Selasa 10 Maret 2016.

Setya Novanto berhasil mengalahkan tujuh calon ketua umum Golkar lainnya, pada pemungutan suara Munaslub Golkar sejak Selasa dini hari.

Delapan calon ketua umum Golkar masing-masing memperoleh suara: Ade Komarudin 173 suara, Setya Novanto 277 suara, Airlangga Hartarto 14 suara, Mahyudin 2 suara, Priyo Budi Santoso 1 suara, Aziz Syamsuddin 48 suara, Indra Bambang Utoyo 1 suara, Syahrul Yasin Limpo 27 suara, dan suara tidak sah berjumlah 11, sehingga total suara 554.

Dari hasil tersebut, sejatinya Ade Komarudin dan Setya Novanto masih harus menjalani pemilihan tahap kedua, karena keduanya memenuhi perolehan suara 30 persen. Namun, Ade Komarudin memilih mundur.