Sukses

Ini Kendala Ahok Menormalisasi Ciliwung

Ahok segera merelokasi warga bantaran kali Ciliwung jika rusun sudah siap huni.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan, normalisasi kali Ciliwung tersendat, karena masih banyak permukiman liar di bantaran kali.

Dari target 19 kilometer bantaran kali Ciliwung yang akan dinormalisasi, menurut Ahok, baru sembilan kilometer yang tertangani.

"Ciliwung ini enggak bisa kita keruk, karena takut rumah di pinggir sungai ikut roboh," ujar Ahok di kawasan Kampung Pulo, Jakarta Timur, Rabu (18/5/2016).

Karena itu, Ahok segera merelokasi warga bantaran kali Ciliwung jika rusun sudah siap huni. Di Bukit Duri, di antara 460 bidang baru 84 yang setuju direlokasi ke Rusun Rawa Bebek pada Juni mendatang.

Sedangkan, kawasan lain di sepanjang kali Ciliwung, Ahok memperkirakan, ada 50 ribu warga yang harus direlokasi.


Selain Rawa Bebek, lanjut Ahok, Pemprov DKI menyiapkan dua rusun lain, yakni Rusun Pasar Minggu dan Rusun Pasar Rumput yang terintegrasi dengan pasar rakyat.

"Kalau warga di bantaran Ciliwung, kami kasih ke Rusun Pasar Rumput dan Pasar Minggu," kata dia.

Nenek Moyang

Ahok mengaku geram dengan alasan warga yang tinggal di bantaran Kali Ciliwung, yang selalu membawa nama nenek moyang. Sebab, para leluhur tidak mungkin  mendirikan bangunan di bantaran.

"Mana ada nenek moyang bikin rumah di bantaran sungai? Mau enggak kamu tinggal di dalam aliran sungai? Yang setiap datang air dari Bogor tenggelam?" tanya Ahok.

Hambatan normalisasi kali Ciliwung lain, setelah Ahok menyusuri sungai hari ini, ternyata masih banyak ditemukan perusahaan yang sembarangan membuang limbah ke sungai.

Ahok pun langsung menginstruksikan dinas terkait untuk menangani pencemaran sungai oleh perusahaan tak bertanggung jawab itu.