Liputan6.com, Jakarta - Petugas gabungan dari Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Timur, TNI, Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DKI Jakarta, dan Dinas Perhubungan, menggelar Operasi Pekat (penyakit masyarakat) di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur.
Dalam razia tersebut, awak bus, penumpang, dan sejumlah orang yang dianggap mencurigakan menjalani tes urine di terminal.
Baca Juga
Direktur Narkoba Polda Metro Jaya Komisaris Besar John Turman Panjaitan mengatakan, operasi itu sengaja digelar sebelum digalakkan Operasi Ketupat pada Ramadan mendatang.
Advertisement
"Hari ini pra, sebelum operasi ketupat. Kita akan cek urine. Seperti sudah lihat, kita kerja sama dengan Dishub, BNN, Pom TNI untuk melaksanakan pemeriksaan tes urine. Ini bagian rutin," kata John di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Kamis (19/5/2016).
Pantauan Liputan6.com, tampak enam meja diatur berbanjar di sebuah tenda lengkap dengan alat tes urine.
Sebelum menjalani tes narkoba, mereka yang digiring ke tenda diharuskan mengisi formulir data diri. Lalu mereka diarahkan ke kamar mandi untuk menampung urine.
Sebanyak 158 orang yang mengikuti tes kemudian diharuskan mengisi tabung khusus dengan urine. Nantinya, tabung ini secara otomatis mendeteksi, apakah positif narkoba atau tidak.
"Kita pakai alat rapid test ke dalam botol yang berisi urine. Jika tampak dua garis, maka negatif dan jika satu garis berarti dia positif," John menambahkan.
John mengatakan, Operasi Pekat akan dilaksanakan pula di Kantor PT Transjakarta. Mereka akan mengecek terlibat atau tidaknya para awak bus Transjakarta dengan narkoba.
"Minggu depan kita laksanakan di Transjakarta," ujar John terkait tes narkoba tersebut.
Baca Juga
3 Orang Positif
Hasil pemeriksaan tes urine, tiga orang dinyatakan terindikasi positif mengonsumsi narkoba. Dua orang dalam status positif false dan satu orang positif mengonsumsi ganja.
"Dari 158 orang yang diperiksa, hanya tiga yang positif. Pertama atas nama Maman Suparjo dan Samsul. Dia positif amphetamin dan metaphetamine. Selanjutnya Minal Adrian," beber John.
"Orang ini bukan anggota kru bus. Tapi dia orang yang sedang berada di terminal Kampung Rambutan," sambung dia.
John menjelaskan, bagi yang terindikasi positif belum tentu mengonsumsi narkoba. Seperti positif false yang dialami Suparjo dan Syamsul yang positif amphetamin dan positif metaphetamine.
"Karena obat-obatan seperti obat batuk, obat penenang dan obat sesak napas, itu bisa mengandung. Sebut saja apa saja obat penenang. Itu bisa jadi bukti. Di sini dia meminum obat batuk. Kita tengarai orang yang bersangkutan itu ada positif false. Nanti kita dalami," papar dia.
Ketiganya kini telah digiring ke Polres Metro Jakarta Timur untuk ditindaklanjuti. "Kecuali satu orang THC (ganja). Itu tidak ada di obat-obatan lain. Yang bersangkutan kita akan laksanakan rehabilitasi," imbuh John.
Meski ada yang diduga terindikasi positif narkoba, John mengaku lega, karena hanya sedikit yang diduga mengonsumsi barang haram itu di Terminal Kampung Rambutan.
"Kita sangat bersyukur dari 158 hanya tiga yang positif. Berarti ini indikator bahwa masyarakat kita masih anti terhadap narkoba. Mudah-mudahan ini dapat ditiru di mana-mana," tutup John.