Liputan6.com, Jakarta - Demo di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan berlangsung ricuh.
Massa yang sempat terpecah dan mundur kembali mendatangi depan Gedung KPK dan langsung menyerang polisi. Polisi yang awalnya membubarkan massa pun mundur dan sempat dikejar masa.
Pantauan Liputan6.com, Jumat (20/5/2016) sore, polisi kemudian balik mengejar massa. Massa kembali beraksi dengan membakar ban dan memblokir jalan. Keadaan mulai memanas lagi saat polisi membubarkan paksa.
Massa yang menamakan diri Aliansi Masyarakat Jakarta Utara (AMJU) itu juga sempat melempari Gedung KPK dengan batu dan telur busuk. Polisi membalas dengan tembakan gas air mata untuk menghentikan aksi mereka.
Namun para pendemo kembali membalas dengan lemparan batu kepada polisi. Massa tetap melawan polisi meski menembakkan gas air mata.
Bahkan, Jalan Rasuna Said sempat ditutup dengan bendera bertuliskan 'Warga Luar Batang Mencari Keadilan'. Selain lalu lintas di depan KPK lumpuh, batu dan telur busuk juga berserakan di pelataran gedung KPK.
Sementara itu, polisi menurunkan tiga kompi lebih tim gabungan dari Brimob, Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Selatan, dan Polsek Metro Setiabudi, atau berjumlah sekitar 150 polisi.
Saat ini polisi tetap bersiaga mencegah demo susulan. Para pendemo mendesak KPK menangkap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang diduga ikut terseret kasus korupsi pembelian sebagian lahan Rumah Sakit Sumber Waras.
Selain itu, mereka juga meminta agar DPRD DKI Jakarta menggunakan hak menyatakan pendapat terhadap berbagai kebijakan gubernur. Termasuk soal reklamasi, penertiban Kalijodo, Pasar Ikan, dan Kampung Aquarium.
Baca Juga
Rachmawati Tuntut Penuntasan BLBI
Sebelum gelombang massa dari AMJU berdemo di Gedung KPK, massa yang tergabung dalam Himpunan Masyarakat Sejahtera juga berdemo menuntut KPK menuntaskan kasus BLBI.
Putri Presiden Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri yang tergabung dalam unjuk rasa tersebut, mencoba menemui pemimpin KPK.
"Persoalan ini cukup lama, tetapi tidak tersentuh oleh lembaga KPK, yakni masalah BLBI," kata Rachmawati di Gedung KPK.
Namun Rachmawati mengaku gagal bertemu pemimpin lembaga antikorupsi itu. Dia bersama Lily Wahid, hanya diterima Sekjen KPK.
"Negara dirugikan Rp 700 triliun. Setiap tahun negara harus bayar (bunga) Rp 60 triliun, itu menggunakan pajak dari rakyat. Menurut saya ini tidak adil, dan zalim," tegas Rachmawati.
Rachmawati mengutip pernyataan Wapres Jusuf Kalla yang menyatakan, kasus BLBI akan menyengsarakan rakyat seumur hidup.
"Makanya, saya bawa rombongan untuk menyampaikan aspirasi masyarakat agar KPK tuntaskan BLBI," ucap Rachmawati yang duduk di atas kursi roda itu.
Dia menegaskan, yang ditindak harusnya tidak cuma obligor atau koruptor BLBI yang terlibat. Rachmawati ingin melihat political will dari KPK mengusut kasus ini. "Upaya pemberantasan korupsi selama ini tumpul ke atas tapi tajam di bawah. Saya akan lihat kesungguhan mereka," pungkas Rachmawati.