Sukses

Top 3: Kisah di Jalan Cendana Sebelum Soeharto Turun Takhta

Ada kisah menarik dalam pertemuan yang digelar Soeharto sebelum turun takhta.

Liputan6.com, Jakarta - Suasana kacau menyelimuti sebagian besar wilayah di Indonesia. Kala itu, 18 Mei 1998, mahasiswa menggelar demonstrasi besar-besaran menuntut adanya reformasi. Salah satunya ialah meminta Soeharto mundur dari jabatannya sebagai presiden RI. 

Atas desakan itu, Soeharto lantas mengumpulkan sejumlah tokoh di kediamannya, Jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat. Mereka dimintai pendapat dan membahas situasi negara.

Pertemuan digelar. Tokoh-tokoh yang hadir di antaranya Nurcholish Madjid. Dalam perjamuan itu, Cak Nur--begitu dia disapa-- menceritakan kondisi di luar. Dia menyebut para mahasiswa menginginkan Soeharto turun takhta.

Cerita pertemuan di Jalan Cendana sehari jelang keruntuhan kekuasan Soeharto menjadi berita paling diburu pembaca sepanjang Sabtu 21 Mei 2016. Selain itu, informasi lainnya tentang aksi sepasang suami istri yang dibui lantaran main film porno.

Berikut 3 berita terpopuler yang dihimpun Liputan6.com, Minggu (22/5/2016):

1. Cerita Pertemuan di Jalan Cendana Sebelum Soeharto Mundur

Almarhum Presiden RI ke-2 Soeharto menaiki sepeda motor yang dirancang oleh 12 insinyur muda Indonesia Astra di istana (24/9/1997). (ANTARA/AFP)

Senin, 18 Mei 1998. Demonstrasi mahasiswa terus digelar di hampir seluruh kota besar di Indonesia. Tujuannya satu: Soeharto turun dari kursi presiden.

Di Jakarta, ratusan mahasiswa menyambangi Gedung DPR/MPR di Senayan. Mereka diterima Ketua DPR/MPR Harmoko yang lalu ikut meminta Soeharto mundur. Setelah pertemuan, puluhan mahasiswa di antaranya memutuskan menginap.

Sekitar 6 kilometer dari sana, sekitar pukul 21.00 WIB, Soeharto bertemu Nurcholish Madjid. Di rumah Jalan Cendana, Menteng, itu, Soeharto meminta Nurcholish untuk menceritakan situasi di luar.

Selengkapnya baca di sini...

2. Main Film Porno, Suami Istri di Jakarta Selatan Dibui

Jumlah penonton video porno yang menggunakan perangkat smartphone disinyalir terus meningkat

Mengaku sebagai pasangan suami istri, A (33) dan L (31) ditangkap penyidik Polres Metro Jakarta Selatan. Keduanya nekat menjajakan layanan seksual kepada para konsumennya.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Tubagus Ade Hidayat mengatakan, pengungkapan ini berdasarkan penyelidikan dari patroli cyber pihaknya yang mengendus praktik layanan seksual.

Layanan seksual yang dimaksud adalah mereka mempertontonkan adegan intim kepada pengguna jasa keduanya. Pelanggan pun dipersilakan untuk merekam aksi keduanya.

"Kita selidiki dan pancing. Kamis (19 Mei 2016) malam, keduanya ditangkap di sebuah apartemen," kata Ade saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (21/5/2016).

Selengkapnya baca di sini...

3. Zulkifli Hasan: Saya Tidak Khawatir Komunis Bangkit

Ketua MPR Zulkifli Hasan di SMA Kebangsaan, Kalianda, Lampung Selatan, Minggu (15/5/2016). (Liputan6.com/Audrey Santoso)

Ketua MPR Zulkifli Hasan mengaku tidak khawatir, apalagi takut terhadap isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Indonesia. Dia membandingkan, dulu saat komunis berjaya dan merambah ke Tanah Air, ideologi politik yang besar di abad ke-20 itu tetap tidak mampu menguasai Indonesia.

"Saya tidak khawatir komunis bangkit. Zaman kuatnya saja tidak berhasil di Indonesia, apalagi sekarang," ujar Zulkifli dalam sambutan sosialisasi 4 pilar MPR RI di Pondok Pesantren Ar-Roudhatul Ilmiyah Yayasan Taman Pengetahuan Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur, Sabtu (21/5/2016).

Zulhas juga tidak percaya terhadap maraknya gerakan negara Islam yang muncul. Tidak berbeda dengan PKI, bagi dia gerakan pendirian negara Islam juga tidak memiliki kekuatan yang patut dikhawatirkan.

Selengkapnya baca di sini...