Sukses

Warga Villa Nusa Indah Bogor Deklarasi Gabung Bekasi

Ribuan warga Perumahan Villa Nusa II, Desa Bojong Kulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, tumpah ruah di lapangan Bundaran Blok S.

Liputan6.com, Bogor - Ribuan warga Perumahan Villa Nusa II, Desa Bojong Kulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, tumpah ruah di lapangan Bundaran Blok S.

Mereka mendeklarasikan untuk bergabung dengan wilayah Kota Bekasi dan menyatakan memisahkan dari wilayah Kabupaten Bogor.

Deklarasi pemisahan dari Kabupaten Bogor dibacakan sejumlah tokoh masyarakat, tokoh pemuda di hadapan ribuan warga, dan dihadiri Kepala Desa Bojong Kulur, Minggu pukul 09.00 WIB.

Sekitar 40 spanduk dari masing RW menghiasai deklarasi tersebut. Di antara spanduk itu ada gambar Bupati Bogor, Nurhayanti, dengan Wali Kota Bekasi, Rahmat Efendi. Di tengah foto kedua kepala daerah itu ada gambar tanda panah bertuliskan "Silakan Hijrah".

Ada pula terpampang spanduk aspirasi dari warga RW 22 bertuliskan "Bergabung ke Bekasi demi Pelayanan Terbaik".

Selain membacakan deklarasi penggabungan diri dengan Bekasi, warga mengusung sebuah spanduk putih sepanjang 20 meter untuk tanda tangan sebagai wujud dukungan warga.

Tak hanya itu, masing-masing Ketua RW juga membubuhkan tandatangan di sebuah kertas yang berisi petisi warga Villa Nusa Indah.

Mereka menilai selama ini Pemerintah Kabupaten Bogor tidak pernah peduli. Sudah belasan tahun dilanda banjir, namun tak pernah ada upaya untuk mengatasi banjir di wilayah tersebut.

Begitu juga dalam penanganan pascabencana banjir pada pertengahan April 2016, yang merendam ribuan rumah di 6 RW perumahan itu.

Koordinator aksi, Trihernatyo, mengatakan, saat masih dikelola pengembang, perawatan perumahan yang berdiri pada 1994 cukup baik. Mulai dari taman, saluran air, hingga infrastruktur jalan terawat.

Namun setelah aset perumahan yang berbatasan dengan Kota Bekasi itu diserahkan ke Pemkab Bogor pada 2005, warga secara swadaya memperbaiki hingga membangun fasilitas umum.


Begitu pula saat awal pertama kali perumahan itu dilanda banjir akibat meluapnya sungai Cikeas dan Cileungsi tahun 2007, warga yang harus menanggung semua perbaikan

"Bencana ini terus berulang setiap tahun. Saat tanggul yang dibangun Balai Besar Ciliwung Cisadane jebol tahun 2013 dan 2 kali rumah kami terendam. Itu juga warga kami yang harus menanggung semua bebannya," ujar Trihernantyo, Minggu (22/5/2016).

Bencana banjir terjadi kembali pada pertengahan April 2016, ribuan warga di 6 RW terendam hingga 2,5 meter. Banjir juga merendam puluhan kendaraan dan merusak harta benda mereka.

"Mirisnya, pascabencana kemarin tidak direspons cepat oleh pemerintah daerah. Lumpur, jalan rusak dan tanggul jebol tidak diperhatikan," ujar Trihernantyo.

Alasan itulah yang memperkuat dorongan masyarakat Villa Nusa Indah II memilih bergabung dengan wilayah Kota Bekasi.