Liputan6.com, Jakarta - Gunung Sinabung di Karo, Sumatera Utara mengeluarkan awan panas pada 21 Mei 2016. Akibatnya, tujuh orang meninggal dunia dan dua orang kritis akibat terkena suhu yang mencapai 700 derajat Celcius tersebut.
Menurut Kepala Badan Geologi, Kementerian ESDM Surono, status Gunung Sinabung saat ini masih berada dalam kondisi awas. Gunung tersebut dapat menyemburkan awan panas setiap saat.
"Erupsi Gunung Sinabung terus menerus akan ada. Statusnya masih awas. Kebetulan luncuran awan panasnya jauh namun belum keluar dari 5 kilometer," kata Surono saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Senin (23/6/2016).
Advertisement
Surono menambahkan, instansi terkait telah menetapkan sejumlah daerah yang berbahaya. Kawasan yang disebut zona merah itu harus steril dari warga.
Â
Baca Juga
"Letusan gunung api zonanya sudah ditentukan. Letusan tidak berhenti-henti. Setiap saat bisa terjadi erupsi," ujar dia.
Korban jiwa awan panas letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara bertambah. Data sementara dari BPBD Karo, terdapat 9 orang terlanda awan panas. Tujuh orang meninggal dunia dan 2 lainnya kritis dengan luka bakar terkena awan panas bersuhu 700 derajat Celsius.
"Semua korban adalah warga Desa Gamber Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo yang berada di zona merah saat kejadian Gunung Sinabung meletus disertai luncuran awan panas pada Sabtu 21 Mei 2016 pukul 16.48 WIB," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPBÂ Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis.
Sutopo merinci 7 korban tewas itu adalah Karman Milala (60), Irwansyah Sembiring (17), Nantin Br. Sitepu (54), Leo Perangin-angin, Ngulik Ginting, Ersada Ginting, dan Ibrahim Sembiring.
"Sedangkan korban luka bakar adalah Cahaya Sembiring (75), Cahaya br Tarigan (45)," imbuh dia.