Sukses

Isyarat Partai Beringin untuk Ahok

Di bawah Nakhoda baru, Setya Novanto, sinyal dukungan Partai Beringin kepada Ahok semakin kuat.

Liputan6.com, Jakarta - Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sudah mantap maju dalam Pilkada DKI 2017 melalui jalur independen. Keputusan tersebut dibuat Ahok berkat adanya dukungan penuh dari relawan yang tergabung dalam TemanAhok.

Namun demikian, pesona Ahok yang mempunyai tingkat elektabilitas dan popularitas tinggi 'menyihir' beberapa partai politik untuk memberikan dukungan kepadanya. Salah satu yang tersihir dengan Ahok yaitu Partai Golkar.

Di bawah Nakhoda baru, Setya Novanto, sinyal dukungan Partai Beringin kepada Ahok semakin kuat. Novanto bahkan menyatakan keputusan apakah partainya akan mendukung mantan Bupati belitung Timur itu akan disampaikan dalam waktu dekat ini.   

"Kita lihat dalam dua minggu ini, semoga bisa memutuskan. Yang jelas sosok Ahok beri kontribusi besar untuk kepentingan DKI, ini positif," ujar Novanto di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis, 19 Mei 2016.

Novanto yang baru terpilih beberapa minggu lalu itu pun tak sungkan memuji kinerja Ahok memimpin Jakarta. Menurut dia, sosok mantan Bupati Belitung Timur itu memperlihatkan bagaimana pejabat daerah yang menunjukkan totalitasnya bekerja untuk masyarakat.

Ketua Partai Golkar terpilih Setya Novanto memberikan pidato dalam Penutupan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub), Nusa Dua, Bali (16/5). Setya Novanto terpilih setelah Ade Komarudin menyatakan tak melanjutkan pertarungan. (Liputan6.com/Johan Tallo)

"Saya melihat bahwa Ahok ini menjalankan sesuatunya dengan terobosan-terobosan yang benar. Jadi memang yang dilakukan dengan perasaan yang benar. Tentu, Pak Ahok betul-betul kerja. Jadi, kerja, kerja, dan kerja," Novanto menegaskan.



Tak hanya itu, mantan Ketua DPR itu juga memuji prestasi Ahok mengatasi banjir di Jakarta. "Jadi kalau biasanya di DKI itu banjir, sekarang sudah tidak banjir lagi."    

Sementara, Politikus Partai Golkar Nurul Arifin mengatakan, meski belum memutuskan sosok jagoan mereka untuk DKI-1, partainya ingin mendukung ‎calon yang mempunyai elektabilitasnya tinggi.

Dan Untuk saat ini, Ahok merupakan calon gubernur yang mempunyai tingkat elektabilitas tertinggi berdasarka survei beberapa lembaga politik.

"Ya kalau melihat dari sekarang, keberadaan Ahok masih direspons positif oleh masyarakat, kami ingin berada di belakangnya," kata Nurul di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu, 21 Mei 2016.

Kendati demikian, mantan anggota Komisi II DPR ini berujar, pimpinan Partai Golkar belum melakukan pembicaraan lebih serius terkait apakah akan mendukung Ahok atau tidak.

Nurul memastikan, Partai nya masih membuka pintu lebar-lebar untuk Ahok meskipun belum pasti‎ akan mendukung mantan Bupati Belitung Timur tersebut.  "Kita tetap melakukan komunikasi, pintu belum ditutup.‎ Kita sih inginnya siapa yang diterima rakyat dan didukung rakyat kita dukung. Kita juga ngajak kandidat lain berbicara, komunikasi masih cair," kata dia.

Ahok Tunggu Momen

Menanggapi Sinyal kuat Partai Beringin, Ahok tampak belum terlalu mau sesumbar. Ia hanya menyebut selama ini hubungan dirinya dengan Golkar dan para kadernya berjalan baik. Maklum saja, Ahok merupakan mantan kader Golkar.

Ahok bergabung dengan Partai Golkar tahun 2008 setelah sebelumnya kalah bertarung dalam Pilkada Bangka Belitung. Dan pada tahun 2009, Ahok menjadi calon legislatif DPR RI melalui Partai Golkar. Dia pun terpilih sebagai anggota DPR periode 2009-2014.

"Kamu tanyalah sama mereka. Kalau Golkar komunikasi terus. Teman semua itu," kata Ahok di kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu, 18 Mei 2016.

Meski berhubungan baik sebagai teman-temannya di Golkar, Ahok menegaskan hubungan tersebut tidak melibatkan partai.

"Kalau pakai acara persahabatan dengan orang Golkar nih, persahabatan teman ini enggak pakai partai ya. Teman di Golkar pasti dukung saya," kata dia.

Warga menunjukan baju yang bertuliskan

Ahok bahkan  mengaku mempunyai hubungan yang baik dengan Novanto, Ketua Umum Golkar saat ini. "Saya teman baik Pak Setnov. Teman saya dari Golkar," ujar Ahok.

Meskipun Setnov sempat dijerat kasus yang berujung pengunduran dirinya dari kursi Ketua DPR beberapa waktu lalu, di mata Ahok, sosok Setnov merupakan pribadi yang baik.

"Kalau secara pribadi orangnya baik ya. Orangnya mengayomi, dulu kan dia ketua fraksi saya. Kalau kasus saya kira kan sisi yang berbeda ya. Kan ada pengadilan, itu sisi yang berbeda," ucap Ahok.

Diplomasi meja makan Setnov- Ahok

Tindak lanjut dari adanya isyarat dukungan Golkar terhadap Ahok tampaknya dilanjutkan dengan 'diplomasi' meja makan. Ahok mengaku telah bertemu Novanto pada Sabtu, 21 Mei 2016.

Kendati tak menyebut detail pembahasan dalam pertemua itu, namun Ahok membeberkan bahwa pertemuan hanya diikuti oleh Setnov dan beberapa kader aktif Golkar.

"Ya cuma kumpul sama teman-teman, secara pribadi dari dulu (teman Golkar) udah dukung. Yang anak muda (Golkar) datang berapa kali dukung kok, tapi partai kan mesti ada proses," ujar dia.

Dalam pertemuan itu, Ahok menyatakan, secara pribadi teman-temannya di Golkar setuju untuk mendukungnya maju sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta. "Kita mah enggak tawar-menawar. Duduk makan, langsung aja itu teman-teman Golkar bilang  langsung saja maju lah. Pasti entar kita dukung," tutur Ahok.

Kendati berbagai isyarat dukungan terhadap Ahok sudah bermunculan, namun dalam politik segalanya dapat berubah kapan pun. Tarik menarik dukungan dapat saja terjadi jelang keputusan tersebut dibuat.

Golkar sendiri baru akan memberikan sikap resminya untuk mendukung salah satu calon di Pilgub DKI pada awal Juni mendatang. Kita tunggu, kemana rindang beringin kuning mengarah....