Sukses

Pertemuan Mega dengan Bung Karno Saat Tinggalkan Bangku Kuliah

Tahun 1965-1966 adalah tahun di mana posisi Megawati sebagai anak Presiden Sukarno serba tidak mengenakkan.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah sekian lama mendedikasikan hidupnya untuk berpolitik, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri akhirnya mendapat penghargaan gelar Doktor Honoris Causa dari almamaternya, Universitas Padjajaran (Unpad).  

Gelar ini akan dianugerahkan Rabu (25/5/2016) pagi ini di kampus Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat. Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu meraih gelar Doktor Honoris Causa bidang politik dan pemerintah.

Mega Kuliah di Unpad pada 1965 hingga 1967. Dia tercatat sebagai mahasiswa Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian. Kampusnya saat itu berada di Jalan Maulana Yusuf Bandung.

Namun, perjalanan Mega untuk meraih pendidikan tinggi di bangku Universitas tidak berlangsung mulus. Dia bahkan tidak bisa mewujudkan impiannya menjadi sarjana seperti sang ayah, Presiden Pertama RI Sukarno.

Mega harus keluar dari universitas karena situasi politik nasional ketika itu. Dia meninggalkan Bandung dan kembali ke Jakarta, menemui ayahnya di Istana Kepresidenan.


Dalam acara Kick Andy beberapa tahun lalu, yang hasilnya di-posting di Megawatibicara.wordpress.com, 30 Mei 2009, Megawati menjelaskan alasannya tidak meneruskan kuliah, karena dipaksa harus ikut dalam organisasi kemahasiswaan hasil pecahan Partai Nasional Indonesia yang tidak sejalan dengan pemikiran Bung Karno.

Tahun 1965-1966 adalah tahun di mana posisinya sebagai anak Presiden Sukarno serba tidak mengenakkan. Karena itu, Megawati pun memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah.

Saat tiba di Istana dan bertemu sang ayah, Megawati menceritakan semuanya. Bukannya marah, Bung Karno malah, "menepuk-nepuk pundak saya. Kamu benar-benar anaknya Sukarno," kata Megawati mengutip kata-kata Bung Karno saat itu.

Teman satu angkatan Megawati di Fakultas Pertanian Unpad, Prof. Dr. Nurpilihan Bafdal dan Iwan Abdurrahman menceritakan pengalaman mereka saat menjalani kuliah bersama Megawati selama hampir satu semester di tahun 1965.

Dalam pandangan mereka, Megawati adalah sosok yang rajin dan cerdas. "Jadi Megawati tidak bisa menyelesaikan kuliahnya bukan karena ketidakmampuannya, tapi karena kondisi politik yang memaksa ketika itu," ujar Nurpilihan yang kini merupakan Guru Besar Fakultas Teknologi Industri Pertanian Unpad.