Sukses

Polri: Senjata Teroris Santoso Dipasok dari Filipina

Dari senjata teroris Santoso yang ditemukan, pernah terdapat lambang kepolisian Filipina.

Liputan6.com, Jakarta - Persenjataan yang dimiliki kelompok teroris Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso di Poso, Sulawesi Tengah berasal dari Filipina Selatan. Kawasan tersebut dikuasai kelompok bersenjata Abu Sayyaf.

"Itu benar, memang ada kegiatan terorisme di Poso dipasok (senjata) dari sana, dari Tawi-Tawi sana dari Nunukan (Filipina Selatan). Ada dari Jakarta juga," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar ketika memberikan keterangan pers di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (25/5/2016).

Boy menuturkan, senjata tersebut dipasok melalui jalur laut. Dari kota General Santos, kemudian senjata itu diantar dengan kapal laut menuju Sulawesi Utara. Ketika tiba di Sulawesi Utara, kemudian senjata itu dikirim ke Poso, Sulawesi Tengah melalui perjalanan darat.

"Itu adalah jalur-jalur distribusi senjata dari Filipina Selatan dan itu sudah terungkap," terang Boy.

Dari senjata yang pernah ditemukan tersebut, pernah ditemukan lambang kepolisian Filipina.

"Bahkan senjata juga pernah kita temukan ada lambang Filiphina Police, pabrikan yang kemungkinan diproduksi di sana. Bisa jadi senjata di kepolisian di sana (dicuri) kita enggak tahu apakah hasil penjualan ilegal atau perampasan," Boy menandaskan.

Sementara itu, tiga anggota kelompok teroris Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) tewas setelah baku tembak dengan personel Operasi Tinombala di pelosok hutan Poso, Sulawesi Tengah.

Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Rudy Sufahriadi menuturkan, baku tembak terjadi pada 15 Mei dan 17 Mei 2016 lalu. Dari baku tembak itu, tiga orang anggota Santoso tewas di tempat. Mereka adalah Aco alias Sucipto, Yazid alias Taufik, dan Rima.

"Dua anggota Santoso tewas saat baku tembak pada 15 Mei," kata Rudy saat memberikan keterangan pers di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu 25 Mei 2016.

Kemudian pada 17 Mei, ketika berupaya mengevakuasi jenazah Yazid alias Taufik, dan Rima, petugas kembali terlibat baku tembak. Satu terduga teroris kembali tewas dan diketahui bernama Aco alias Sucipto.