Liputan6.com, Jakarta - Tim penembak Australian Armys Skill at Arms Military (AASAM) TNI Angkatan Darat (AD) meraih juara umum di ajang lomba menembak antarprajurit internasional di Australia. Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono merasa bangga terhadap para prajuritnya.
Jenderal bintang empat itu lalu membeberkan sejarah singkat keikutsertaan Indonesia di lomba menembak tersebut.
"Saya mengucapkan terima kasih. Indonesia sejak 1991 ikut serta, tapi mulai tahun 2005 dapat medali dan nomor 2. 2006-2007 ditiadakan, 2008 sampai sekarang TNI selalu mendapat prestasi terbaik," ujar Mulyono di Gedung Serba Guna Mabesad, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Rabu (25/5/2016).
Bahkan, pada 2016, TNI mendapatkan 23 medali emas, 14 perak, dan tujuh perunggu. Mantan Pangkostrad itu menegaskan kebanggaannya tim Indonesia bisa mengalahkan kontingen dari negara-negara maju.
Baca Juga
"Ini prestasi luar biasa, meskipun dari aspek perolehan medali kita menurun dibanding tahun lalu. Tetapi kita ketahui, negara yang ikut sekarang ini negara-negara besar seperti China, Jepang, Kanada, sehingga persaingan ke depan semakin kuat," kata dia.
Mulyono memaparkan, selain senjata, keunggulan tim Indonesia terdapat pada pola rekrutmen. Bahkan, Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi langsung menjadi koordinator kontingen Indonesia.
"Senjatanya keunggulannya ada di segi rekrutmen, koordinatornya Pangkostrad," jelas Mulyono.
Melalui prestasi tersebut, Mulyono mengaku banyak negara mulai bertanya-tanya kekuatan tim Indonesia. Termasuk senjata yang digunakan kontingen garuda.
"Kita boleh bangga, bahwa senjata yang kita gunakan ialah buatan dalam negeri. Sudah banyak yang bertanya-tanya, ingin membeli senjata Indonesia. Kita akan selalu menggunakan produk dalam negeri dan selalu evaluasi apa kira-kira kelemahannya," tutur Mulyono.