Sukses

Menitip Nyawa di Jalanan Kabupaten Bogor

Selain tidak nyaman, di malam hari jalanan yang rusak membahayakan karena ketiadaan penerangan jalan.

Liputan6.com, Jakarta - Ribuan warga Villa Nusa Indah, Desa Bojong Kulur, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, mendeklarasikan untuk bergabung dengan Kota Bekasi, Jawa Barat. Sikap tersebut merupakan respons warga terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor yang dinilai lamban dalam melayani masyarakatnya.

Bila diamati, kondisi ini tidak hanya terjadi di kawasan Villa Nusa Indah. Beberapa titik infrastruktur seperti jalan raya di Kabupaten Bogor, hancur. Parahnya lagi dibiarkan menjadi kolam di kala hujan deras.

Seperti di Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Untuk menempuh perjalanan menuju wilayah perbatasan Kabupaten Bogor dengan Kota Bekasi, ini butuh perjuangan luar biasa.

Jalan rusak berada di Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor bertepatan dengan perbatasan dengan Kota Bekasi. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Kondisi jalan yang mayoritas rusak parah membuat waktu tempuh berlipat-lipat dari seharusnya.

Pantauan Liputan6.com, kerusakan jalan terlihat mulai di wilayah Desa Nagrak hingga Desa Ciangsana dan Bojong Kulur.

Jalan rusak membentuk kubangan seperti kolam ikan hingga berlumpur mewarnai hampir separuh perjalanan menuju Jati Asih, Bekasi.

Berkendara di jalur tersebut, seperti menumpang perahu yang berkali-kali dihantam ombak. Kadang oleng ke kanan, kadang oleng ke kiri, bahkan berguncang kanan ke kiri lalu depan ke belakang.

Perjalanan semakin berat apalagi dilakukan malam hari karena nihil lampu penerangan jalan umum. Pengendara hanya mengandalkan sorot lampu mobil dan cahaya dari rumah warga.

Bagi warga setempat, kondisi ini sudah menjadi pemandangan sehari-hari, meski mengganggu aktivitas warga dan memicu terjadinya kemacetan serta kecelakaan.

Jalan rusak berada di Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor bertepatan dengan perbatasan dengan Kota Bekasi. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

"Sudah 5 tahun lebih mas kondisinya seperti ini," kata Nanang Kosim, warga Bojong Kulur, pemilik warung nasi di ruas Jalan Nagrak-Bojong Kulur, belum lama ini.

Tak hanya itu, kerusakan jalan membuat sejumlah tempat usaha seperti showroom dan rumah makan tutup. Bahkan, tak sedikit rumah-rumah yang baru dibangun ditinggalkan pemiliknya hingga dipasang spanduk dijual.

"Dampaknya terasa sekali mas. Banyak pemilik toko dan rumah yang baru dibeli dijual lagi," ujar Rohadi warga Desa Ciangsana.

Warga berharap Pemerintah Kabupaten Bogor segera memperbaiki kerusakan jalan. Sebab jalan yang menghubungkan Kabupaten Bogor dengan Kota Bekasi itu sudah tahunan dibiarkan rusak parah.

"Kerusakan infrastruktur jalan juga menjadi salah satu pemicu warga Villa Nusa Indah II ingin bergabung ke Bekasi," ujar Trihernantyo, tokoh masyarakat Perum Villa Nusa Indah.

2 dari 2 halaman

Respons Bupati

Jalan raya menyerupai kolam juga terjadi di Jalan Pahlawan, Citeureup, Kabupaten Bogor. Akibatnya, beberapa sopir angkutan trayek 44 Citeureup-Sentul berdemonstrasi. Mereka merasa akibat jalan buruk tersebut dirugikan dan banyak menelan korban jiwa.

"Sudah 2 tahun jalan ini rusak, tidak pernah diperbaiki. Padahal ini adalah jalan utama yang kerap dipergunakan masyarakat," kata Abdul Rafik salah satu sopir di sela aksi mereka, Rabu 4 Mei 2016.

Akibat jalan rusak di Kabupaten Bogor, para sopir mengaku kendaraan mereka sering mengalami kerusakan (Liputan6.com/Achmad Sudarno).
Sementara itu, Bupati Bogor Nurhayanti saat dikonfirmasi mengklaim sudah mengalokasikan anggaran untuk perbaikan dan perawatan jalan rusak di ruas jalan Nagrak hingga Bojong Kulur.

Nurhayanti menyebutkan, tahun 2016 ada sekitar 270 kegiatan perbaikan kerusakan jalan, salah satunya ruas jalan Nagrak-Bojongkulur.

"Saya harap warga bersabar, karena saat ini tahapannya sudah masuk dalam proses lelang," ujar dia.