Sukses

Cerita TemanAhok Stres Hadapi Bully di Medsos

Berbagai hantaman dari media sosial yang menerpa TemanAhok akhirnya selalu direspons dengan positif.

Liputan6.com, Jakarta - Komunitas pendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menggelar acara TemanAhok Fair. Berbagai kegiatan digelar termasuk berbincang dengan para relawan.

Salah satu yang dibagi adalah pengalaman menghadapi bully di sosial media. Hal ini juga sempat membuat tim TemanAhok stres.

"Awalnya stres. Dibilang adminnya apa kafir gitu. Lama-lama kita makin sadar yang namanya memperjuangkan sesuatu enggak semuanya sejalan. Pasti ada black campaign. Kita kampanye positif saja," kata Tim Digital TemanAhok, Ranca di Gudang Sarinah, Jakarta, Minggu (29/5/2016).

Berbagai hantaman dari media sosial akhirnya selalu direspons dengan positif. Bila ada yang perlu diklarifikasi, langsung di-share sebagai bentuk perlawanan atas kampanye hitam. Masyarakat pun akhirnya bisa menilai sendiri.

"Kita tunjukkan aja kalau kita memang berbeda dari orang yang bully itu. Black campaign selalu ada. Misalnya isu SARA atau fitnah sudah jadi makanan sehari-hari di tim digital. Tiap hari pasti ada. Ada yang pura-pura jadi temen lalu nusuk dari belakang," cerita dia.

Sementara, seorang pendiri TemanAhok Singgih Widyasyomo mengatakan, bully melalui media sosial akhirnya sudah menjadi makanan sehari-hari. Tapi semua langsung dihadapi dengan positif melalui tim media sosial.

"Kalau di-bully ya sama kita kan punya medsos pribadi. Kita update TemanAhok dibilang kamu apalah. Kamu kan muslim kenapa begini. Itu sering ya. Jadi makanan sehari-hari," ujar Singgih.