Sukses

Energi Baru di Markas Besar Polri

Irjen Ari Dono dianggap pantas menduduki kursi Kabareskrim karena asam garam di bidang reserse Polri

Liputan6.com, Jakarta - "Memang banyak yang ngasih ucapan selamat, ya seperti selamat ulang tahun," Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Wakabreskrim) Inspektur Jenderal Ari Dono Sukmanto berseloroh.

Kalimat tersebut memulai perbincangannya dengan Liputan6.com, Jumat 27 Mei 2016, atau beberapa jam sebelum Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti membenarkan telah memiliki perwira tinggi pengganti Komisaris Jenderal Anang Iskandar.

Anang akan memasuki masa pensiun Mei 2016 ini atau genap berusia 58 tahun, di mana batas usia dinas seorang personel Polri.

Perbincangan santai Jumat malam itu sedikit banyak membicarakan desas-desus pergantian siapa yang kelak akan memegang tongkat estafet Bareskrim. Nama Ari digadang kuat sebagai sebagai penggantinya.

Namun lagi-lagi dia mengaku belum tahu siapa nanti yang akan menggantikan Komjen Anang. "Saya tidak ingin mendahului, tunggu TR (telegram rahasia saja)," ujar lulusan Akademi Kepolisian 1985 tersebut.

Gedung Bareskrim Mabes Polri (Liputan6.com/Helmi Fitriansyah)

Dipilihnya Ari, maka sudah ada dua perwira tinggi jebolan Batalyon Jananuraga Akademi Kepolisian tersebut. Sebelumnya, Komisaris Jenderal Suhardi Alius menempati kursi tersebut. Namun, Suhardi saat ini menduduki jabatan Sekretaris utama

Ari Dono adalah satu dari beberapa nama yang digodok di Dewan Kebijakan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) Polri. Forum ini diikuti beberapa jenderal polisi, antara lain seperti Asisten Sumber Daya Manusia (As SDM), Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam), Kepala Bareskrim, dan dipimpin Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Budi Gunawan.

Dewan tersebut akan membahas nama-nama yang akan dicalonkan, sampai menemukan suara bulat siapa yang nantinya akan diserahkan ke Istana Negara. Beragam pertimbangan dibahas dalam forum tersebut.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti mengatakan, ada lima jenderal yang telah dipertimbangkan untuk menggantikan Anang.

"Ada empat atau lima orang," kata Badrodin, Senin 25 Mei 2016.

Mereka adalah Irjen Safarudin yang kini menjabat sebagai Kapolda Kaltim, Kapolda Metro Jaya Irjen Moechgiarto, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Tito Karnavian. Tak hanya itu, ada juga nama Gubenur Akademi Kepolisian, Irjen Anas Yusuf.

2 dari 3 halaman

Jejak Ari, dari Poso Mampir di KPK

Jumat 27 Mei 2016, Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti resmi menyatakan pihaknya sudah memutuskan Irjen Ari Dono Sukmanto yang bakal menggantikan Komjen Anang Iskandar. Pernyataan itu tertuang dalam surat Telegram Kapolri Nomor: ST/1314/V/2016 tertanggal 27 Mei 2016.

"Pak Ari yang akan menggantikan Pak Anang nanti," kata Badrodin saat itu kepada Liputan6.com.

Selain mengganti Kabareskrim, gerbong mutasi di tubuh Polri pun ikut bergerak. Ada tiga Kapolda yang akan digantikan dengan jenderal yang baru, satu di antaranya adalah Polda tipe A, yaitu Jawa Barat.

Polda Jawa Barat yang saat ini dijabat Irjen Jodie Rooseto sejak 14 Maret 2016 ini akan diserahkan kepada Irjen Bambang Waskito yang saat ini menjabat sebagai Widyaiswara Utama Sespim Polri.

Sementara Jodie akan dipromosikan sebagai Asisten Sumber Daya Manusia (As SDM) Kapolri. "Pak Jodie memang dari SDM," kata Kapolri.

Irjen Ari Dono (dasi merah) saat memberi pengarahan bersama Komjen Anang Iskandar (Liputan6.com/Istimewa)

Posisi Bambang selanjutnya akan diestafetkan kepadal Brigjen Pol Arief Sulistyanto yang saat ini menjabat sebagai Kapolda Kalimantan Barat. Tongkat komando Arief selanjutnya diserahkan kepada Brigjen Pol Musyafak yang saat ini menjabat Kapolda Jambi.

Kepemimpinan Kapolda Jambi nantinya akan diisi oleh Brigjen Pol Yazid Fanani yang saat ini menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Tertentu (Tipidter). Direktorat ini salah satunya menangani persoalan pembalakan hutan serta menjadi leading sector dalam penegakan hukum terhadap bencana kebakaran hutan dan lahan.

Namanya tidak terlalu banyak terdengar. Bekerja dalam diam, sejumlah jabatan strategis banyak dia emban. 12 tahun terakhir Ari malang melintang di dunia reserse. "Kita yakin untuk itu (jabatan Kabareskrim). Apalagi dalam catatan dia sudah 12 tahun Reserse," kata mantan anggota Kompolnas Edi Hasibuan dalam perbincangan dengan Liputan6.com, Senin (30/5/2016).

Tahun 2007, Ari menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar (Direskrimum) Polda Jabar. Di Jabar, Ari harus bekerja keras menumpas gerombolan geng motor yang kerap meneror warga Bandung dan menyebar ke daerah-daerah di Jawa Barat.

Kariernya terus meroket. Tahun 2011 dia diamanati duduk di kursi Wakil Kapolda Sulawesi Tengah. Di era kepemimpinannya itu muncul gerombolan teroris Santoso yang menyerang BCA Palu dan menewaskan seorang personel Brimob Polda Sulteng.

Di medio yang sama, Ari mendaftarkan diri untuk menjadi Direktur Penyidikan KPK. Saat itu dirinya harus bersaing dengan Yurod Saleh yang saat itu berpangkat Komisaris Jenderal. Hasil seleksi, Yurod yang diamanati sebagai Direktur Penyidikan KPK.

Ari kemudian dipercaya menduduki kursi Direktur Tindak Pidana Umum  Bareskrim Polri. Kian moncer kariernya, Ari menduduki kursi Kapolda Sulawesi Tengah. Bila di Jabar dia dituntut menumpas geng motor, di Sulawesi Tengah dia dituntut menumpas gerombolan teroris Santoso di Poso.

Bintang dua polisi didapatnya saat menjabat sebagai Staf Ahli Kapolri bidang Manajemen pada tahun 2014. Di 2016, dia dipercaya menjabat Wakil Kabareskrim menggantikan Irjen Syahrul Mamma yang alih tugas menjadi Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan.

"Saya siap bila itu amanah bagi saya," kata Ari berbincang dengan Liputan6.com, Jumat malam.

3 dari 3 halaman

Warisan Temurun Kabareskrim Buwas

Di era kepemimpinan Kabareskrim Komjen Budi Waseso atau Buwas, geliat korps bermoto 'Sidik Sakti Indera Waspada' ini cukup menyedot perhatian. Beberapa kasus besar diselidiki. Tidak tanggung, kasus ini melibatkan para pejabat di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Sebut saja kasus Pelindo II yang dipimpin RJ Lino, Cetak Sawah di era Dahlan Iskan, penjualan kondensat dari PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), Payment Gateway di Direktorat Imigrasi Kemenkum HAM yang melibatkan bekas Wakil Menkum HAM Denny Indrayana.

Sejak Komjen Buwas berganti dari Kabareskrim menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus ini tidak kunjung tuntas di tangan Komjen Anang Iskandar. Ketua Lembaga Kajian Kepolisian, Edi Hasibuan, optimistis di tangan Ari Dono 'warisan-warisan' sejak era Buwas tersebut dapat diselesaikan.

"Kita yakin dia mampu untuk menyelesaikan itu," kata Edi.

Sepuluh perwira tinggi Polri menerima kenaikan pangkat pada upacara di Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Senin (23/5).  Salah satunya yakni, Kepala Divisi Humas Polri, Boy Rafli yang sebelumnya berpangkat Brigjen menjadi‎ Irjen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Energi Baru Anak Panah Polri


Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti pun punya harapan sendiri kepada Ari. Sosok jenderal bintang 2 yang lebih muda diharapkan dapat menularkan semangat dalam menegakkan hukum.

"Harapannya kita tentu lebih baik dari sebelumnya karena dia dari sisi usia lebih muda, kalau lebih muda itu harapannya bisa lebih energik, dan bisa lebih baik di dalam penegakan hukum," kata Badrodin di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat 27 Mei 2016.

Bagi Badrodin, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan posisi baru Ari saat ini. Setiap polisi sudah dibekali pandangan yang sama untuk dapat menyelesaikan kasus dengan baik.

"Saya pikir kalau sudah bintang 2 itu sudah merupakan suatu seleksi alam yang sudah cukup baik, karena apa setiap jabatan ada persyaratan, ada masa kerjanya harus dihitung, ada masa pendidikan yang harus memenuhi persyaratan di situ, ada kompetensinya yang juga harus memenuhi syarat di situ," kata Badrodin.

"Sehingga dari waktu ke waktu inilah yang membuat para Pati itu juga punya kompetensi untuk memimpin," pungkas Badrodin.

Akankah Ari menjadi kuda hitam dalam bursa calon Kapolri nanti?

Selamat bertugas, Irjen Ari Dono...