Liputan6.com, Jakarta - Pemimpin organisasi massa Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab bercerita pernah diundang Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan ke rumahnya. Undangan itu untuk membahas tentang kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Dalam kesempatan itu, Rizieq menanyakan kebenaran niat Presiden Jokowi minta maaf pada eks PKI.
‎
"Saya tanya, apa betul Presiden bakal minta maaf? Beliau beri jaminan tidak akan minta maaf. Dia lanjutkan, anak buah saya Kopassus bakal tembak kepala saya, kalau Presiden minta maaf," kata Rizieq saat berpidato menjabarkan indikasi kebangkitan PKI dalam acara Simposium Anti PKI, di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (1/6/2016).
Dalam acara yang dihadiri tokoh-tokoh penting seperti mantan Wapres Try Sutrisno, Gubernur Lemhanas, anggota DPRD DKI Abraham "Lulung" Lunggana, mantan Menko Polkam Agum Gumelar, dan sejumlah purnawirawan TNI, Rizieq juga menyinggung soal rekonsiliasi yang akan dilakukan pemerintah. Menurut dia, hal itu tidak perlu dilakukan karena telah terjadi rekonsiliasi alami terhadap eks PKI.
Ia melanjutkan, para keturunan eks PKI telah mendapatkan hak sosial, politik, dan ekonominya. Bahkan, sudah ada yang menjadi pejabat negara. Bila dilakukan permintaan maaf, maka hanya akan mengorek kembali luka lama.‎
‎"Tidak perlu rekonsiliasi formal. Rekonsiliasi alami juga sudah berjalan sekarang antara PKI dan yang bukan. Yang keturunan PKI sudah dapat hak sosial, politik, ekonomi. Itu alami. Tapi jangan bangkitkan PKI dan komunisme di Indonesia," tambah dia.‎
"Kalau Presiden minta maaf, maka membuka luka lama sejarah. Kita terima hidup berdampingan dengan PKI," tandas Rizieq Shihab. ‎
Rizieq Shihab Ungkap Pernyataan Luhut soal Minta Maaf ke PKI
Menurut Rizieq Shihab, rekonsiliasi terhadap PKI tidak perlu dilakukan karena telah terjadi secara alami.
Advertisement