Sukses

Menkumham Pastikan Lapas Gorontalo Kondusif Usai Kerusuhan

Yasonna mengatakan, pihaknya juga telah melakukan razia benda-benda terlarang di lapas.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna H Laoly memastikan, situasi dan kondisi Lembaga Permasyarakatan Kelas II Gorontalo, pascakerusuhan pada Selasa 31 Mei 2016, sudah kondusif.

Yasonna mengaku, pihaknya juga akan menindak tegas narapidana yang menganiaya anggota kepolisian saat sedang mengawal tahanan kembali ke lapas usai menjalani persidangan di pengadilan.

"Orang yang melakukan tindakan hukum akan diproses, orangnya sudah dibawa ke Polda (Gorontalo), sudah aman," kata Yasonna di Kantor Pusdiklat BPK RI, Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (2/6/2016).

Menteri asal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini mengungkapkan, pihaknya juga telah melakukan razia benda-benda terlarang di lapas dan menemukan berbagai jenis senjata tajam dari para narapidana.

Selain itu, dia mengakui kapasitas yang berlebih di Lapas Gorontalo, namun prosentase jumlah kelebihan narapidana itu termasuk kecil bila dibandingkan lapas-lapas lainnya yang bisa mencapai 500 persen.

"Kalau dibandingkan yang lain sampai 400 atau 500 persen. Jadi aman-aman aja itu, tapi memang seharusnya tak boleh gitu," Yasonna menandaskan.

Kericuhan yang terjadi di Lapas Kelas II Gorontalo bermula saat Bripda Kurniawan dikeroyok oleh napi sepulang mengantar mereka kembali ke lapas usai menjalani persidangan. Akibat pengeroyokan ini, Kurniawan mengalami luka tusuk di bagian kaki.

Setelah itu, petugas gabungan dari Sabhara dan Brimob Polda Gorontalo datang ke lapas untuk menangkap Edi Nur Kamiden yang diduga menjadi provokator pengeroyokan. Tapi, kedatangan petugas mendapat perlawanan.

Para napi melempari petugas dengan batu dan bom molotov. Petugas membalas dengan menembakkan gas air mata ke arah lapas.

Setelah kondusif, petugas menangkap Edi untuk dimintai keterangan. Sedangkan petugas gabungan masih berjaga-jaga di lapas.