Sukses

FPI Minta Film Tragedi 1965 Kembali Diputar

FPI mendukung pemerintah untuk tidak meminta maaf kepada PKI.

Liputan6.com, Jakarta - Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab mengklaim aksinya didukung oleh Menko Pulhukam Luhut Binsar Pandjaitan. Dalam aksinya, FPI dan ormas Islam mendesak pemerintah untuk tidak meminta maaf terkait tragedi 1965.

"Bapak Luhut telah terima dan pelajari hasil simposium di Balai Kartini, dia juga berjanji akan mendesak Jokowi jangan minta maaf pada PKI," ujar Rizieq dari mobil komando aksi, Jumat (3/6/2016).

Rizieq mendukung pemerintah untuk tidak meminta maaf kepada PKI. Ini lantaran organisasi tersebut dianggapnya sebagai kelompok yang telah melakukan kejahatan.

"Menko bilang negara tak akan minta maaf pada PKI. Mereka pelaku kejahatan, bukan korban kejahatan. Jangankan minta maaf, menyesal pun tidak akan," tegas Rizieq.

Dalam aksi itu, Rizieq menuntut pemerintah agar sejarah PKI harus masuk dalam kurikulum buku pelajaran dan surat pelarangan sweeping dicabut serta film pemberontakan 30 September 1965 kembali diputar di televisi-televisi.

"Penggagas dan hasil simposium balai Kartini harus diajak untuk dilibatkan perumusan untuk solusi PKI," teriak Rizieq.

Gabungan Ormas Islam menggelar aksi unjuk rasa di depan Istana. Ormas tersebut di antaranya dari FUI, FPI, FBB, FBR, FKPPI, PP, PPM, PERSIS, GPI, GPII, DDI, IMM, GMJ, GRJ dan purnawirawan TNI. Mereka menyuarakan penolakan bangkitnya PKI.

Video Terkini