Liputan6.com, Surabaya - Tim Densus 88 menangkap dua terduga teroris, seorang berinisial Pur (35) dan satu lagi belum diketahui identitasnya, dalam penggerebekan di sebuah kamar kos di Jalan Lebak Timur 3D Surabaya, Jawa Timur.
"Sekarang dua terduga sudah diamankan Densus 88 dan lokasi dipasang garis polisi," ujar Kapolsek Mulyorejo, Surabaya, Kompol Dwi Bagus Rusiawan seperti dikutip dari Antara, Rabu (8/6/2016).
Dari lokasi penggerebekan, Tim Densus juga menyita bom rakitan, dua unit senapan laras panjang, senjata api rakitan lengkap dengan peluru tajam, sangkur, ponsel sebagai alat pemicu, serta bahan-bahan pembuat bom.
Ia menjelaskan, terduga Pur merupakan residivis yang belum setahun ini keluar dari Rutan Medaeng akibat terlibat narkoba, kemudian tinggal di Makassar di rumah istrinya.
"Tapi yang bersangkutan baru sekitar seminggu kembali ke Surabaya dan menetap di kamar kosnya," ucap perwira menengah tersebut.
Selain itu, lanjut Kompol Dwi Bagus, terduga Pur juga pernah terlibat kasus hukum dengan kasus penggelapan dan menetap di tahanan untuk beberapa tahun.
Disinggung tentang jaringan terduga teroris, Kapolsek belum bisa menjelaskan karena dibutuhkan proses pemeriksaan lebih lanjut oleh Tim Densus.
"Tim Densus nantinya yang akan memberikan keterangan. Yang pasti, polisi dan aparat akan terus berjaga di sini mengantisipasi hal tak diinginkan," kata dia.
Anik, kakak terduga Pur, mengaku tak menyangka adiknya ditangkap Tim Densus 88 dan dikaitkan-kaitkan dengan tindakan terorisme.
"Adik saya baru seminggu di Surabaya dari Makassar dan saya tidak tahu kalau terjadi penggeledahan," kata Anik.
Selama ini, kata dia, adiknya merupakan sosok yang biasa-biasa saja dan tidak mengetahui keterlibatannya dengan dunia terorisme.
"Ibu sering marah-marah sama dia karena temannya yang dinilai kurang baik, seperti terlibat narkoba beberapa waktu lalu karena terpengaruh," ujar Anik.
Densus 88 Tangkap 2 Terduga Teroris di Surabaya
Anik, kakak terduga Pur, mengaku tak menyangka adiknya ditangkap Tim Densus 88 dan dikaitkan-kaitkan dengan tindakan terorisme.
Advertisement