Sukses

Fakta Mengejutkan dalam Sidang Pembunuhan Wanita dengan Cangkul

Pihak sekolah menyebut anak didiknya, RAL, adalah korban salah tangkap.

Liputan6.com, Jakarta Sidang pembunuhan Enno Parihah (19), untuk terdakwa RAL (16) mulai bergulir. Beberapa keterangan saksi diperdengarkan di sidang yang digelar tertutup tersebut. Termasuk dua keterangan dari tersangka yang diduga turut dalam kasus yang disangkakan tersebut.

Dalam sidang hari kedua, Rabu 8 Juni 2016, dua saksi mahkota yang juga tersangka kasus pembunuhan Enno Parihah, Imam Apriadin dan Rahmat Arifin, mengaku tidak mengenal terdakwa RAL.

Bahkan, kepala sekolah, guru, dan teman satu kelas tidak percaya bahwa RAL terlibat dalam pembunuhan sadistis tersebut.

Aping, kepala sekolah di mana RAL menimba ilmu, mengaku terkejut dengan kabar keterlibatan anak didiknya dalam kasus pembunuhan berencana seperti yang dituduhkan polisi. Dia menyebut anak didiknya itu justru berprestasi dalam belajar.

Selain itu, Aping juga mengenal RAL sebagai pribadi yang pendiam dan penurut pada peraturan orangtuanya. Mengingat kedua orangtua RAL menerapkan sistem yang disiplin dan juga religius di rumahnya.

Berikut fakta persidangan RAL dan sisi lain terdakwa yang terjerat pasal pembunuhan berencana tersebut:

2 dari 4 halaman

Dua Tersangka Bantah Kenal RAL

Dua saksi mahkota yakni Imam Apriadin dan Rahmat Arifin, yang juga tersangka pembunuhan Enno Parihah, dihadirkan dalam sidang dengan agenda mendengarkan keterangan kesaksian.

Namun, peryataan kedua tersangka tersebut cukup mengejutkan. Pasalnya, kedua orang tersebut tidak mengenal RAL. Keduanya menyatakan RAL sama sekali tidak terlibat dalam pembunuhan itu.

Bahkan keduanya sempat menangis keras saat diperlihatkan foto almarhumah Enno Parihah.

"Setelah dimintai keterangan, saksi Arifin mengatakan kalau yang membunuh Enno Parihah adalah Dimas bukanlah RAL," kata Alfan di Tangerang, Rabu 8 Juni 2016.

Selain itu, kata Alfan, Imam Apriadin dan Rahmat Arifin juga mengaku tidak kenal dengan RAL. Menurut keduanya, orang yang bersama mereka saat membunuh Enno memiliki tompel di pipi kanan.

Saat diperlihatkan foto Dimas, tambah Alfan, Arifin langsung mengenali dan mengiyakan kalau yang di lokasi kejadian adalah Dimas.

"Kami sudah meminta agar majelis hakim menghadirkan Dimas. Karena kami yakin bahwa klien kami tidak bersalah," kata Alfan.

3 dari 4 halaman

Jauh dari Ciri Pembunuh

Kepala sekolah di mana RAL belajar, Aping, dihadirkan dalam sidang Kamis (9/6/2016). Kehadirannya adalah sebagai saksi meringankan terhadap anak didiknya tersebut.

Selain Aping, dua orang teman RAL juga dihadirkan sebagai saksi meringankan. Di persidangan, Aping mengaku akan menceritakan keseharian RAL yang dinilainya baik dan jauh dari ciri-ciri pembunuh sadis seperti yang dikatakan banyak pihak.

Namun, sebelum persidangan dimulai, RAL sempat memeluk dan mencium tangan gurunya tersebut.

"Tadi sebelum mulai sidang, anak itu langsung meluk saya, wali kelasnya Pak Ahmad Hafidz dan teman-temannya Opi dan Husnul Khotimah," ujar Aping.

RAL langsung memeluk dan mencium tangan gurunya. Melihat keadaan yang penuh emosi itu, kedua teman sekelas RAL juga ikut menangis.

"Dia enggak bilang apa-apa. Saya bilang sudah jangan menangis. Tapi dia hanya terus menangis di pelukan gurunya," kata Aping.

4 dari 4 halaman

RAL Anak Berprestasi

Kepala Sekolah tempat RAL belajar, Aping, pastikan anak didiknya mendapat nilai yang bagus di sekolahnya selama 3 tahun menimba ilmu.

"Sebelum ini kan dia sudah menempuh ujian sekolah, ujian negara, praktik di sekolah. Jadi dia sudah dinyatakan lulus, hanya saja tinggal nilai UN-nya yang belum keluar," kata Aping, saat ditemui di depan ruang sidang Pengadilan Negeri (PN) Tangerang, Kamis (8/6/2016).

Aping berkeyakinan nantinya nilai UN RAL akan sangat baik. Mengingat, nilai ujian sekolah dan praktiknya juga baik.

"Waktu duduk di bangku kelas 1 dan 2 saja dia sudah juara kelas. Dapat rangking 2 dan 3 di kelasnya," kata Aping.

Makanya, saat mendengar anak didiknya tersangkut kasus pembunuhan sadis ini, Aping mengaku satu sekolah terkejut. Namun lantas tak meyakini kalau anak didiknya itu adalah pelaku dan ikut terlibat dalam pembunuhan Enno Parihah.

"Orang sebelum kejadian itu beres ujian dia sama teman-temannya dan dewan guru sempat tanding futsal kok," kata Aping.