Liputan6.com, Jakarta - Melepas tiga kampus negeri bergengsi dan memilih menjadi polisi sudah kuat di benak Tito Karnavian. Perwira tinggi dengan bintang tiga di pundak atau berpangkat komisaris jenderal (Komjen) itu punya cita-cita besar menjadi "penyusup" di tubuh kepolisian.
"Polisi ke depan itu harus well educated, tidak bisa lagi andalkan otot dan pistol," kata adik kandung Tito menirukan ucapan kakaknya, saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (16/6/2016).
Memang, kata Iwan, keluarga mereka yang tinggal pas-pasan di Palembang, Sumatera Selatan, ini selalu mengutamakan pendidikan untuk anak-anaknya. Tito adalah putra kedua dari enam bersaudara. Ayahnya, Achmad Saleh, adalah seorang wartawan lokal di Palembang, sementara ibunya adalah seorang bidan.
Oleh sebab itu, sepanjang mengenyam bangku sekolah dari SD hingga SMA, Tito kerap menjadi juara kelas. Tidak pernah keluar dari rangking tiga. Begitu pula di Akademi Kepolisian, dia meraih gelar Adhi Makayasa atau lulusan terbaik Akpol tahun 1987.
Menurut Iwan, pihak keluarga cukup terkejut dengan kabar yang menyebut Tito terpilih menjadi calon tunggal Kapolri yang dipilih Presiden.
"Karena dia pernah bilang belum bersedia (jadi Kapolri) dan lebih baik diberikan pada seniornya. Kecuali, ada perintah langsung dari Presiden," ujar Iwan mengisahkan penuturan kakaknya itu.
Iwan menuturkan, terpilihnya sang kakak menjadi Kapolri adalah suatu bukti bahwa untuk menjadi orang nomor satu tidak memerlukan uang.
"Cukup prestasi. Bagaimana mungkin masuk ke Akpol ngasih duit ke panitia seleksi? Kami bukan orang mampu. Ini sekaligus mematahkan mitos masuk polisi karena kedekatan dan uang," kata Iwan.
Beberapa prestasi ditorehkan Tito. Terhitung dia tiga kali diberikan kenaikan pangkat luar biasa, yaitu sewaktu menangkap Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto. Putra presiden ke-2 Soeharto ini terlibat kasus pembunuhan Hakim Agung Syafiudin. Saat itu Tito berpangkat dari mayor dan mendapat kenaikan pangkat luar biasa ke ajun komisaris besar polisi (AKBP).
Kenaikan pangkat luar biasa kedua diterima Tito saat berpangkat AKBP. Tito saat itu berhasil mengungkap doktor Azhari yang menjadi biang kerok teror bom di Indonesia. Tito dianugerahi kenaikan pangkat luar biasa dari AKBP ke komisaris besar (kombes).
Kenaikan pangkat luar biasa ketiga adalah saat keberhasilan penangkapan gembong teroris Noordin M Top. Dia mendapatkan gelar luar biasa dari kombes ke brigadir jenderal (brigjen). Saat ini Tito Karnavian menjabat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).