Liputan6.com, Jakarta - Pencarian korban hilang banjir dan longsor di 16 kabupaten atau kota di Provinsi Jawa Tengah, terus dilakukan. Berdasarkan data yang dihimpun, hingga Senin 20 Juni pukul 08.00 WIB, tercatat 43 orang tewas.
"Terdampak bencana hingga kini 20 Juni ada 43 tewas, 19 hilang, 14 luka-luka, ratusan rumah rusak, ribuan pengungsi, dan kerugian ratusan miliar," tutur Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Kantor BNPB, Jalan Pramuka, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (20/6/2016).
Sutopo menjelaskan, dari 16 Kabupaten dan Kota yang terdampak bencana banjir dan longsor, ada masing-masing tiga wilayah yang terkena efek paling parah. "Yang terparah untuk longsor itu Purworejo, Banjarnegara, Kebumen. Untuk banjir terparah di Kendal, Sukoharjo, dan Kota Solo," beber Sutopo.
Dia membeberkan, wilayah longsor yang terdampak di Kabupaten Purworejo adalah Desa Karangrejo, Kecamatan Loano; Desa Donorati, Kecamatan Purworejo; Desa Jelog, Kecamatan Kaligesing; Desa Sidomulyo, Kecamatan Purworejo; serta Desa Pacekelan, Kecamatan Purworejo.
Selanjutnya untuk daerah terdampak banjir di antaranya Desa Tangkisan, Kecamatan Bayan; Desa Berjan, Kecamatan Hebang; Desa Bagelen, Kecamatan Bagelen; serta Kelurahan Meranti, Kecamatan Purworejo.
"Di Purworejo ada 27 orang tewas, 19 orang hilang. Terdampak empat kecamatan, sembilan desa," ujar Sutopo.
Diketahui, BMKG telah memperingatkan adanya curah hujan yang tinggi pada 17 Juni hingga 20 Juni. Puncaknya, 18 Juni kemarin hujan turun merata di Jawa dan terkonsentrasi di Jawa Tengah. Hujan mengguyur sejak pukul 12.00 - 22.00 WIB.
Hingga Minggu sore kemarin, sekitar pukul 17.30 WIB, jumlah korban akibat banjir dan longsor di Jawa Tengah diketahui sebanyak 35 orang tewas dan 25 orang hilang.
Korban Banjir Longsor di Jawa Tengah Capai 43 Orang
Sebanyak 16 kabupaten dan kota yang terdampak bencana banjir dan longsor, ada masing-masing 3 wilayah yang terkena efek paling parah.
Advertisement