Sukses

Direktur RS Fatmawati: Lift Jatuh Bukan karena Tali Sling Putus

Pihak rumah sakit klaim melakukan pengecekan rutin lift dan melibatkan pihak ketiga.

Liputan6.com, Jakarta - Direksi ‎Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati menduga jatuhnya lift di Gedung Teratai yang melukai 12 orang, disebabkan tali brake lift (pengait) tidak berfungsi secara optimal. Sebab, pasca-kejadian ini, alat yang berfungsi sebagai rem tali lift itu hilang.

Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Fatmawati, Chamim mengatakan, dari hasil investigasi sementara semua komponen lift aman dan tidak ada yang putus. Ia menduga, insiden yang terjadi Minggu 19 Juni 2016 ini karena brake pada lift itu yang bermasalah.

"Brake-nya itu yang mengalami gangguan, sehinga lift yang tadinya berhenti cukup waktu, ini malah tidak," kata Chamim di RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan, Senin (20/6/2016).

Menurut dia, saat kejadian lift sebetulnya dalam keadaan penuh. Sebagian besar dari mereka merupakan satu keluarga yang saat itu hendak menjenguk kerabatnya yang sedang sakit.

"Pas lift-nya turun itu, enggak langsung bruk ke bawah. Namun secara perlahan tetapi menimbulkan goncangan. Hal ini dibuktikan dengan kondisi para korban yang hanya menderita cidera ringan. Kalau tali sling putus, mungkin patah di faktur di tulang belakang," papar Chamim.

Sementara itu,  Direktur Utama RS Fatmawati Andi Wahyuningsing Attas mengatakan, pihaknya sudah melakukan pengecekan terhadap kondisi lift setiap sebulan sekali. Pemeriksaan ini melibatkan pihak ketiga yakni PT MDS.

"Semua lift di Rumah Sakit ini rutin dipelihara oleh pihak ketiga yang be‎rkompeten. Data pengecekan terakhir, lift dalam kondisi baik dan tidak ada masalah," kata Andi.

Andi melanjutkan, dari hasil identifikasi pihak kepolisian dan Kementerian Kesehatan yang datang ke lokasi, menyebutkan bahwa tali sling tidak putus. Setelah kejadian itu, lift bahkan masih bisa naik turun, walaupun tak digunakan lagi.

"Kalau sling putus, tidak bisa lagi itu lift naik turun," terang Andi.