Sukses

Pemerintah Kaji Relokasi Korban Longsor dan Banjir di Jawa Tengah

Puan menuturkan, berdasarkan informasi yang ia terima, 45 orang meninggal dunia akibat bencana alam di Jawa Tengah.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah wilayah di Jawa Tengah dilanda bencana alam, seperti banjir dan longsor, hingga mengakibatkan puluhan orang meninggal dunia.

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan, pemerintah telah mengucurkan ratusan juta dana siap pakai melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"BNPB berikan dana kurang lebih Rp 200-300 juta dana antisipasi, DSP (dana siap pakai) namanya. Kita akan kaji kembali kebutuhan lain setelah daerah rawan bencana aman," kata Puan, di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (22/6/2016).

Puan menuturkan, berdasarkan informasi yang ia terima, 45 orang meninggal dunia akibat bencana tersebut. Sedangkan korban hilang, sampai saat ini belum diketahui pasti jumlahnya, karena pemda setempat masih mendata.

Putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ini menuturkan, pemerintah sedang mengkaji pilihan relokasi warga ke tempat yang lebih aman bencana.

"Kita lihat dulu wilayah mana yang nantinya harus dilakukan relokasi dan lain-lain. Tapi yang pasti bagaimana menjaga warga yang selamat itu aman, dievakuasi, dan nantinya tidak ada korban lagi," tegas Puan.

Purworejo menjadi satu di antara titik terparah bencana banjir dan longsor di Jawa Tengah. Sebagian besar korban tewas ditemukan di Purworejo.

Karena itu Bupati Purworejo Agus Bastian menetapkan masa tanggap darurat selama 30 hari. Berlaku sejak 19 Juni hingga 18 Juli 2016.

Sejumlah pihak dilibatkan dalam upaya tanggap darurat ini, di bawah koordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purworejo.

Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Longsor, juga telah dibentuk segera setelah bencana alam ini terjadi.

Video Terkini