Liputan6.com, Jakarta - PTÂ MRT Jakarta mengebut dalam pembangunan moda transportasi Mass Rapid Transit. Hingga saat ini, pembangunan sudah mencapai 60 persen.
"Persentase 60 persen boleh dibilang. Pembangunan underground lancar, kalau elevated sudah baik. Kita optimalkan lahan yang sudah bebas sambil terus berkoordinasi dengan Pemprov DKI ke tanah yang belum jelas. Saya masih optimistis ini masih bisa kita manage dengan baik. Target kita awal 2019 atau akhir tahun 2018 sudah beroperasi," ujar Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, Muhammad Nasyir, di kantornya, Wisma Nusantara, Jakarta, Rabu (22/6/2016).
Mesin bor Antareja dari arah selatan atau Senayan sudah sampai di Stasiun Istora. Bor lainnya sudah dalam persiapan melanjutkan pengeboran dari Stasiun Istora menuju Bendungan Hilir.
Sementara itu, Antareja dari arah utara atau dari Bundaran HI sudah mencapai Dukuh Atas, sedangkan Antareja sisi lainnya sudah berada di depan Menara BCA.
"Nantinya bor dari arah selatan dan utara akan bertemu di Setiabudi," lanjut Nasyir.
Sejauh ini, kendala yang dihadapi hanya masalah pembebasan lahan. Untuk menangani masalah itu, PT MRT Jakarta terus berkoordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta, khususnya Wali Kota Jakarta Selatan.
"Kami terus berkoordinasi. Kami sampaikan kami sekarang ini bangun di lokasi ini, nanti pihak Wali Kota Jakarta Selatan yang urus," kata dia.
Sementara, selama libur Lebaran ini, pekerjaan MRT juga terhenti. Pekerjaan akan dilanjutkan setelah libur Lebaran.
"Selama libur Lebaran operasi mesin bor stop. Ini Indonesia style dan tidak bisa kita hindari. Jadi pengoperasian terhenti dari 2 Juli hingga 11 Juli 2016. Setelah itu, kita lanjutkan lagi. Karena semua pekerja pulang kampung, tinggal security saja," pungkas Nasyir.
Pembangunan MRT Sudah Mencapai 60 Persen
Mesin bor Artareja dari arah selatan atau Senayan sudah sampai di Stasiun Istora
Advertisement