Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla bertemu Perhimpunan Masyarakat Toraja se-Indonesia (PMTI). Dalam pertemuan ini, PMTI berharap pemerintah melakukan percepatan pembangunan Bandara Buntukunik yang saat ini terhambat.
Bupati Tana Toraja, Nico Biringkanae, mengatakan, potensi pariwisata di Toraja sangat besar. Hanya masalah infrastruktur penunjang menjadi kendala terbesar untuk meningkatkan layanan kepada wisatawan yang akan berkunjung ke Toraja.
"Pariwisata ini tidak bisa jalan, pertumbuhan ekonomi tidak bisa jalan, kemiskinan di Tana Toraja dan Toraja Utara tanpa ada dukungan infrastruktur terutama lapangan udara Buntukunik. Itulah yang menjadi harapan kami dan kendala di dalam proses pembangunan yang ada," kata Nico di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (23/6/2016).
Nico menambahkan, selama ini kondisi Bandara Buntukunik sudah berjalan. Hanya karena kebijakan anggarannya tidak tepat sehingga pembangunan tidak sesuai yang diharapkan.
"Pak JK akan membicarakan kembali tentang Bandara Buntukunik. Selama ini kondisinya tetap jalan begitu hanya persoalan kebijakan penganggaran, bukan kebijakan pembangunan. Anggarannya kurang, kami butuhkan Rp 1,4 triliun lagi dari total yang seharusnya Rp 1,7 triliun," jelas dia.
Advertisement
Sementara anggota DPR RI asal dapil Toraja, Markus Nari, mengatakan Indonesia tak boleh kehilangan kesan dari para wisatawan luar negeri yang kagum akan keindahan Toraja hanya karena kekurangan infrastruktur.
Yang menjadi masalah adalah perjalanan ke Toraja sangat jauh yakni 8 jam dari Makassar. Hal ini tentu sangat melelahkan, tapi wisatawan tetap ingin ke Toraja.
"Ada istilah orang luar jangan mati dulu sebelum ke Toraja. Ide ini yang kita kembangkan, kita ingin layani mereka dengan baik. Dengan percepatan pembangunan saya kira direspon baik 2018 kita bisa menggunakan pesawat Boeing bisa ke Toraja," jelas Markus.
Pembangunan Bandara Buntukuni ini sebenarnya sudah dilakukan sejak zaman pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Saat ini bandara sudah digunakan, tapi hanya untuk pesawat kecil.
"Dulu kendalanya masalah tanah, tapi sekarang sudah 100% clear. Kita ingin runway bisa 2.500 meter, sehingga pesawat Beoing bisa masuk," pungkas Markus.