Sukses

Usai Bentrok di GBK, 1.000 Jakmania Terjaring Razia Polisi Depok

Ribuan Jakmania terjaring razia dan sejumlah senjata tajam disita polisi dari tangan mereka.

Liputan6.com, Depok - The Jakmania atau pendukung Persija Jakarta bentrok dengan aparat keamanan di dalam dan luar Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat, kemarin malam.

Terkait rusuh tersebut, jajaran Polresta Depok pun menggelar razia di sejumlah titik di wilayah hukum mereka. Banyak Jakmania terjaring razia dan sejumlah senjata tajam disita polisi dari tangan mereka.

Kasat Reskrim Polresta Depok Kompol Teguh Nugroho mengatakan, razia ini sesuai dengan instruksi dari Kapolresta Depok. Yakni, mengantisipasi munculnya kembali bentrokan dan kerusuhan.

"Razia dilakukan oleh seluruh jajaran baik polres maupun polsek. Kita melakukannya di jalur utama seperti Cimanggis, Jalan Raya Bogor, Juanda, dan Margonda," ucap dia kepada Liputan6.com, Sabtu (25/6/2016).

Ada sekitar 1.000 pendukung Persija Jakarta yang terdiri dari perempuan dan laki-laki yang dijaring dalam razia polisi di Depok. Sebanyak 65 suporter kemudian digelandang ke Malporesta Depok.

Sebagian The Jakmania yang terjaring razia aparat Polresta Depok. (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Mereka dibawa ke kantor polisi lantaran diduga membawa senjata tajam dan terlibat bentrok saat laga Persija melawan Sriwijaya FC berakhir.

Polisi kemudian menggeledah mereka. Hasilnya, puluhan senjata tajam seperti gir dan celurit disita dari pendukung Persija Jakarta atau The Jakmania.

Untuk itu, menurut Teguh, pihaknya akan melakukan penyelidikan lebih lanjut kepada para pemilik senjata tajam. Sedangkan, bagi suporter sepak bola yang tidak terbukti membawa senjata tajam akan dipanggil orangtuanya untuk dilakukan pembinaan.

"Di Malporesta Depok suporter yang kita amankan berasal dari daerah Parung, dan Bojongsari. Kita temukan senjata tajam dari tangan mereka. jelas ini akan kita selidiki lebih lanjut. Apakah mereka terlibat dalam bentrok semalam atau tidak. Sedangkan yang tidak bawa sajam (senjata tajam) akan dipanggil orang tuanya untuk dipulangkan," Kompol Teguh Nugroho menandaskan.