Sukses

Polisi Dalami Dugaan Dendam di Balik Penyerangan Distro Jakmania

Dia berjanji menindak tegas apabila ada oknum kepolisian yang terlibat.

Liputan6.com, Jakarta - Polisi terus mendalami kasus penyerangan The Jakmania di toko distro Crazy Orange, Jalan Percetakan Negara Raya, Rawasari, Cempaka Putih Jakarta Pusat, Sabtu malam 25 Juni 2016.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Awi Setiyono menepis kabar adanya motif balas dendam kepolisian kepada Jakmania, terkait kasus penyerangan polisi di Stadion Gelora Bung Karno (SUGBK) pada Jumat  24 Juni.

Apalagi, kabar lain menyebut bahwa pelaku penyerangan merupakan orang terlatih dan profesional.

"Enggak bisa kita ngomong seperti itu. Kita tidak bisa menduga-duga. Kita lagi selidiki itu. Semua akan profesional. Bukti ulang cukup," ujar Awi di Balai Wartawan Polda Metro Jaya, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Minggu 26 Juni 2016.

Dia  berjanji menindak tegas apabila ada oknum kepolisian yang terlibat.

"Sama rata depan hukum. Akan lakukan pemeriksaan mulai dari saksi-saksi, alat bukti yang ada. Kita akan kumpulkan dan kita akan susun. Kita tidak menduga-duga," jelas dia.

Hingga kini polisi belum mengantongi identitas dari para pelaku penyerangan toko yang menggunakan senjata tajam dan senjata api tersebut. Sebab, para pelaku sengaja menggunakan helm untuk menyembunyikan jati dirinya.  

"Pelaku ini membawa sajam. Seperti parang. Ada yang mengacungkan mirip senpi. Ini yang lagi kita selidiki. Kesulitannya memang mereka itu menggunakan helm," terang Awi.

Awi menambahkan, akan melakukan rapat analisis dan evaluasi terkait sejumlah kejadian yang bersangkut paut dengan Jakmania itu. Dengan begitu, apakah penyerangan itu memang bermotif balas dendam atau bukan, dapat terlihat secara jelas.

"Nanti kita lihat. Karena memang ini yang satu (di SUGBK) ditangani Krimum sama Krimsum. Kemudian yang di Cempaka Putih ditangani Polres Jakarta pusat. Besok kita lakukan Anev (analisa dan evaluasi) dipimpin Kapolda. Semua lakukan persepsi itu," pungkas Awi.

Video Terkini