Liputan6.com, Jakarta Tingginya permintaan infal atau asisten rumah tangga (ART) musiman jelang lebaran, membuat perusahaan penyalur mempersiapkan calon tenaga infal lebih banyak.
Seperti perusahaan penyalur asisten rumah tangga (ART) PT Hadi Jaya di Jalan Kartini, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.
Lembaga yang telah menyalurkan infal selama 20 tahun ini, mempersiapkan kurang lebih 500 ART dan baby sistter, untuk memenuhi permintaan pada saat Lebaran tahun ini.
"Pembantu rumah tangga yang saya salurkan ini paling banyak dapat dari sponsor di Jawa Tengah, yaitu Sragen, Brebes, dan sebagainya", kata Direktur Utama PT Hadi Jaya Wuryani Hadi, Depok, Jawa Barat, Senin (27/6/2016).
Wuryani menuturkan, hingga hari ini perusahaannya telah menyalurkan 250 infal ke rumah tangga yang membutuhkan di Jabodetabek. Masa kerja rata-rata 15 hari, terhitung dari sejak mereka mulai bekerja.
"Bila lebih dari 15 hari biasanya hitungannya paket. Dalam sebulan pembantu akan mendapatkan gaji sekitar Rp 3,5 juta per-bulan," jelas dia.
Para infal yang mendaftarkan di perusahaannya, kata Wuryani, memang sudah berpengalaman. Karena ini yang menjadi syarat agar diterima dan disalurkan melalui perusahaannya.
Wuryani menjelaskan, para infal yang disiapkan minimal berpengalaman dua sampai tiga tahun, sebagai PRT.
Selain itu, menurut Wuryani, infal yang disalurkan memang umumnya pernah bekerja di perusahaannya setiap jelang Lebaran.
Bagi PRT akan mendapatkan gaji sekitar Rp 150 -250 ribu per harinya.
"Kami siapkan PRT atau ART yang sudah senior, karena gaji tenaga infal itu kan tinggi. Nah, kalau enggak bisa apa-apa malah repot nantinya," kata dia.
Penghasilan Besar
Yati, perempuan 40 tahun yang akan disalurkan PT Hadi Jaya ini mencoba peruntungan menjadi infal. Penghasilan yang lebih tinggi dibanding hari-hari biasa membuat dia tertarik menjadi infal.
Buktinya, selama dua pekan bekerja, perempuan asal Banjarnegara, Jawa Tengah ini dijanjikan memeroleh penghasilan Rp 250 ribu per harinya.
"Sebelumnya saya pernah jadi baby sister di Batam selama tujuh tahun. Kemudian dioper ke Jambi selama satu tahun, terus ke Pontianak selama satu tahun," kata Yati.
"Sekarang saya ingin coba-coba jadi pembantu infalan, kata orang gajinya lumayan," sambung ibu tiga anak ini.
Sebenarnya Yati sangat berat hati bekerja sebagai infal, karena harus meninggalkan keluarga pada saat lebaran.
Namun, apa daya, ini sudah menjadi tanggung jawab Yati sebagai orangtua. Apalagi ia harus menghidupi tiga anaknya yang masih sekolah.
"Jarang banget lebaran sama keluarga. Terakhir itu lebaran di kampung 2014 lalu. Kangen sih sebenernya, tapi karena sudah profesi saya baby sister, ya mau gimana. Paling kalau lebaran saya telepon-teleponan sama keluarga," ujar dia.
Senada dengan Yati, Uripah juga sudah dua kali menjadi tenaga infal. Ia juga terpaksa bekerja sebagai infal karena alasan ekonomi keluarga.
"Saya tertarik karena dengan kerja yang hanya 15 hari bisa mendapatkan gaji yang besar," ujar perempuan yang sehari-hari berprofesi sebagai petani itu.
Ibu dua anak asal Brebes, Jawa Tengah ini biasanya bisa mengantongi Rp 160 ribu per hari, ketika bekerja sebagai infal.
Bahkan, jika masa kontrak sebagai tenaga infal sudah habis sang majikan menambah masa kerja, Yati biasanya mendapat penghasilan Rp 80 ribu per hari.
"Tahun kemarin saja cuma masak sama beres-beres rumah aja saya dapat Rp 160 ribu. Pernah juga dapet Rp 185 sampai 200 ribu per harinya, tergantung majikan. Itu lebih besar dibanding saya jadi petani hanya Rp 35 ribu per harinya," pungkas perempuan 37 tahun itu.
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.
Jelang Lebaran, Penyalur ART di Depok Siapkan Tenaga Infal
Hingga kini perusahaan telah menyalurkan 250 infal ke rumah tangga yang membutuhkan di Jabodetabek.
Advertisement