Liputan6.com, Jakarta - Beduk, gendang besar penanda waktu salat itu tengah laris-larisnya di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Seperti di Jalan KH Mas Mansyur, para pedagang beduk ramai menjajakan barang dagangannya di trotoar sepanjang jalan itu.
Jelang Lebaran beberapa hari ini, penjualan beduk mereka pun semakin meningkat. Para pedagang beduk ini umumnya mulai berjualan sejak H-10 lalu.
"Kalau pengurus masjid atau karang taruna, belinya yang gede. Kalau yang kecil ini banyakan beli buat anak-anaknya," ujar Opi, pedagang beduk di Tanah Abang, Jumat (1/7/2016).
Harga jual beduk beragam, mulai dari puluhan ribu rupiah hingga jutaan rupiah. Untuk ukuran beduk kecil, para pedagang mematok harga Rp 50.000.
"Yang paling gede ini Rp 2,5 juta, kalau mau yang paling bagus bisa dipesan kok, mau pakai kayu apa drum," timpal Nofal, pedagang beduk lain.
Untuk membuat satu beduk, tak butuh waktu lama. Para pengrajin cuma membutuhkan waktu 30 menit sampai satu jam.
"Yang lama itu menjemur kulitnya, bisa sampai enam hari, minimal dua hari," jelas Nofal.
Beduk ukuran kecil umumnya lebih banyak diminati pembeli, ketimbang ukuran besar. Selain murah, juga dapat digunakan untuk bermain anak-anak.
"Buat takbiran, biar si adik ikut keliling pas malam takbiran," ujar Fitri, seorang ibu yang membelikan anaknya beduk kecil.
Sayangnya, para pedagang beduk ini menambah kemacetan di Tanah Abang, jalur yang memang sudah padat. Sebab, para pembeli berhenti tepat di bahu jalan.
Mereka juga tak takut ditertibkan Satpol PP. Padahal, para pedagang itu hanya berjarak beberapa ratus meter dengan mobil patroli Satpol PP.
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.
Meraup Untung dari Beduk di Pengujung Ramadan
Untuk membuat satu beduk, tak butuh waktu lama. Para pengrajin cuma membutuhkan waktu 30 menit sampai satu jam.
Advertisement