Liputan6.com, Jakarta - Hujan deras disertai pasang air laut menyebabkan debit lima sungai meluap bersamaan di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis 30 Juni 2016. Akibatnya, banjir menggenangi delapan kecematan.
"Kondisi tersebut menyebabkan banjir menggenangi delapan kecamatan meliputi Kecamatan Bangil, Beji, Kraton, Pohjentrek, Grati, Rejoso, Winongan, dan Gempol," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Jumat (1/7/2016).
"Banjir menggenangi jalan nasional ruas Surabaya-Probolinggo setinggi satu meter. Transportasi terputus selama 14 jam. Ribuan unit rumah dan sawah terendam banjir," sambung dia.
Sutopo menjelaskan, banjir juga menyebabkan 52.743 jiwa atau 14.109 kepala keluarga (KK) terdampak. Namun, tidak ada korban jiwa akibat bencana alam ini.
Dua orang luka ringan yaitu Aulia, warga Dusun Bulu RT 03 RW 04, Desa Tambakrejo, akibat terhanyut. Namun dia berhasil diselamatkan kepala dusun, dan langsung dirujuk ke Rumah Sakit Purut.
"Satu korban luka lagi adalah Amanda, warga Dusun Tunggak, Kecamatan Kraton, luka robek kaki kiri 8 sentimeter dan kedinginan, dirujuk ke Puskesmas Gadingrejo," sambung dia.
Menurut Sutopo, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan bersama TNI, Polri, BPBD Jawa Timur, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), dan relawan melakukan penanganan darurat.
"BPBD dan relawan telah membagikan bantuan makanan dan air minum bagi masyarakat terdampak. Bantuan sembako telah didistribusikan ke 44 desa terdampak," papar dia.
Kini banjir telah surut, transportasi pun telah normal kembali. Hingga Jumat pagi, banjir masih menggenangi Jalan Raya Rejoso dengan tinggi air 10 hingga 20 sentimeter. Masyarakat membersihkan rumah dan lingkungannya dari dampak banjir.
Anomali Cuaca
Hujan ekstrem pada musim kemarau terjadi di Kabupaten Pasuruan dan sekitarnya, merupakan anomali cuaca.
Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan di Kabupaten Pasuruan pada Kamis 30 Juni 2016 tercatat cukup tinggi.
"Dengan curah hujan berintensitas tinggi seperti itu, maka sungai dan saluran drainase tidak akan mampu mengalirkan aliran permukaan, sehingga memproduksi banjir," terang Sutopo.
Sementara, dalam waktu yang bersamaan hujan deras di Kabupaten Sidoarjo juga menyebabkan tanggul lumpur Lapindo jebol. Namun kini banjir telah surut, dan lalu lintas arus mudik kembali normal.
"Lokasi tanggul jebol di sebelah timur bukan dekat jalan raya Porong, sehingga tidak menggenangi jalan raya. BPLS menurunkan dua alat berat (eskavator) penanganan penutupan tanggul yang jebol, penimbunan kembali dengan sandbag dan gedhek (dinding bambu).
"Pada (Kamis kemarin 31 Juni 2016) pukul 12.25 WIB, air sudah surut kembali. Saat ini sudah dapat dapat diatasi," ujar Sutopo.
Sutopo mengimbau masyarakat selalu waspada. Diperkirakan selama mudik dan Lebaran, terjadi hujan intensitas ringan, sedang, hingga tinggi di Jawa.
"Waspadai banjir dan longsor yang dapat terjadi di daerah rawan bencana," pungkas Sutopo.
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.
Banjir Pasuruan Surut, Arus Mudik Kembali Normal
Akibat banjir di Pasuruan, jalur Surabaya-Probolinggo putus 14 jam.
Advertisement