Sukses

Menteri Yohana: Kekerasan Anak dan Perempuan Menurun Saat Ramadan

Menteri Yohana meminta kepada seluruh masyarakat agar bersama-sama menjaga anak-anak yang ada di lingkungannya masing-masing.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise mengungkapkan selama bulan Ramadan, laporan soal kekerasan terhadap anak dan perempuan menurun.

"Saya lihat selama kurun waktu puasa ini kan tidak begitu banyak yang masuk (laporan kekerasan), namun kalau dilihat kasus kekerasan itu banyak yang justru terdapat di dalam rumah, keluarga, dan masyarakat," ungkap Yohana di Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (4/7/2016).

Dia kemudian meminta kepada seluruh masyarakat agar bersama-sama menjaga anak-anak yang ada di lingkungannya masing-masing.

"Kami pemerintah, semua tokoh adat, masyarakat, kita semua menjaga anak-anak kita, karena mereka adalah anak-anak di negara ini milik kita semua, milik negara yang harus dijaga, sehingga suatu saat negara ini akan disebut negara yang ramah anak, maupun ramah perempuan," ujar dia.

Yohana pun menegaskan siapa pun anak-anak sampai batas usia 18 tahun tidak boleh diperlakukan kasar seperti dicubit. Karena belakangan ada seorang guru yang dilaporkan ke kepolisian oleh orangtua murid karena anaknya dicubit hingga memar.

"Pokoknya siapa pun anak-anak sampai 18 tahun tidak boleh dicubit, tidak boleh dipukul, itu tetap melanggar UU," kata Yohana.

Tak hanya itu, menteri asal Manokwari, Papua ini juga turut menanggapi soal lagu anak dengan lirik dewasa yang berjudul 'Lelaki Kardus'.

"Nanti saya akan bicarakan dengan tim khusus saya di kementerian untuk kita lihat bagaimana lagu-lagu itu seharusnya diseleksi," terang Yohana.

Lagu anak, tegas dia, seharusnya tidak memberikan dampak negatif terhadap anak-anak.

"Saya pikir kita perlu dihentikan, disortir, tidak boleh dibiarkan saja begitu," ujar Yohana.

Video Terkini