Liputan6.com, Jakarta - Tercatat 2.531.890 kendaraan pemudik meninggalkan Jabodetabek hingga H-2 Lebaran atau hari ini pukul 08.00 WIB. Angka tersebut merupakan hasil akumulasi Traffic Counting Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan di 7 titik pemantauan, yaitu Ciasem, Sadang, Ciamis, Merak, Cisarua, Cicurug dan Cileunyi mulai dari H-12 sampai dengan H-2 Masa Angkutan Lebaran Tahun 2016.
"Jumlahnya meningkat sebesar 36,3 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2015, yaitu sejumlah 1.857.498 kendaraan," ucap Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Hemi Pamuraharjo, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Senin (4/7/2016).
Angka tersebut, lanjut Hemi, didominasi pemudik bersepeda motor. Yaitu sebanyak 1.563.670, atau 61,76% dari seluruh kendaraan.
Hasil pantauan Posko Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu Tahun 2016 juga mencatat pada H-2 sebanyak 10.913 bus dengan 215.685 penumpang telah diberangkatkan. Sedangkan jumlah bus yang datang sebanyak 11.726 bus, dengan total 199.181 penumpang.
Baca Juga
Terminal di 14 Provinsi
Advertisement
Data tersebut merupakan hasil pantauan di 48 terminal utama di 14 provinsi. Yakni, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan.
"Sedangkan hasil pantauan di terminal utama dan bantuan di wilayah Jabodetabek, sebanyak 768 bus telah diberangkatkan, dengan jumlah 9.771 penumpang," Hemi mengungkapkan.
Sementara itu, pantauan terakhir arus mudik pada hari ini di Jalan Tol Jakarta– Cikampek, kecepatan rata-rata kendaraan adalah 31.65 kilometer per jam. Sedangkan di Jalan Tol Cipularang rata-rata kecepatan adalah 12.31 km/jam.
Dari jalur Pantura, imbuh Hemi, rata-rata kecepatan kendaraan di jalur Cikampek–Cirebon adalah 19.47 km per jam. Sementara di lintasan Cileunyi–Banjar, jalur pantai selatan, rata-rata kecepatan adalah 21.16 km per jam.
"Kemacetan sempat terjadi di ruas exit Tol Brebes Timur, di mana antrean kendaraan di gerbang keluar tol mencapai 5-6 km," ujar Hemi.
Pada Senin 4 Juli 2016 pukul 16.00 WIB hasil pengecekan Posko Jasa Marga di Posko Terpadu Angleb, dilaporkan kemacetan terpanjang terjadi di Gerbang Tol Pejagan. Panjang antrean mencapai 30 km dari Pintu Tol Pejagan.
Rekayasa Lalu Lintas
"Telah dilakukan rekayasa kendaraan yang antre di Pintu Tol Pejagan diarahkan ke Pintu Tol Brebes. Sementara yang dari arah Jakarta dikeluarkan di Pintu Tol Kanci agar volume kendaraan yang di jalan tol berimbang dengan kendaraan yang berada di jalan non-tol," ia menambahkan.
Menurut Hemi, kendaraan yang dari Tol Cipali juga sempat dialihkan keluar Cikampek atau Arteri Pantura untuk mengatasi antrean di Pejagan.
"Pada pukul 17.24 WIB, hasil pengecekan dilaporkan untuk Pintu Tol Brebes Timur sudah tidak terdapat lagi antrean, karena telah diberlakukan jemput transaksi (petugas pintu tol menghampiri langsung ke kendaraan pelanggan)," Hemi membeberkan.
"Para pemudik disarankan untuk menggunakan jalur Pantura dan jalur selatan Nagreg menjadi alternatif," ujar Hemi.
Pada H-2, Kementerian Perhubungan terus meningkatkan koordinasi, pemantauan dan pengendalian lalu lintas dan Angkutan Lebaran Terpadu Tahun 2016.
Semua petugas, lanjut Hemi, tidak hanya memantau atau memonitor Angkutan Lebaran dari Posko yang ada di kantor saja, tapi juga harus turun ke lapangan untuk memantau dan mengawasi secara langsung penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2016, sehingga bisa segera melakukan aksi langsung atau memberikan keputusan yang bersifat strategis.
"Hal tersebut sejalan dengan fokus Kementerian Perhubungan, yaitu meningkatkan keselamatan, keamanan dan pelayanan bagi pengguna jalan, serta mendukung kelancaran arus lalu lintas pada masa angkutan Lebaran tahun 2016," Hemi memungkasi.