Sukses

Kapolri: Bom Bunuh Diri Tidak Bisa Diantisipasi

Meski bom meledak di Mapolresta Surakarta, Badrodin tidak mau menyebut Polri kecolongan.

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti menyatakan polisi tidak bisa mengantisipasi bom bunuh diri. Menurutnya, itu karena sifatnya yang mendadak dan tidak terduga. Hal ini terkait insiden bom bunuh diri yang dilakukan Nur Rohman di Mapolres Surakarta, Selasa 5 Juli 2016 pagi.

"Namanya bom bunuh diri tak bisa diantisipasi. Anda mau tangkap di rumah, diledakkan di rumah. Anda mau tangkap di jalan, diledakkan di jalan. Ditangkap di penjagaan, diledakkan di penjagaan. Antisipasi mujarab tak ada," tegas Badrodin usai salat Idul Fitri di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (6/7/2016).

Meski bom meledak di Mapolresta Surakarta, Badrodin tidak mau menyebut Polri kecolongan. Sebab, sebelumnya sudah ada informasi yang menyatakan kelompok teroris ISIS akan melakukan aksi selama Ramadan.

"Kebetulan, kami sudah mengurangi risiko itu dengan melakukan penangkapan di Surabaya. Itu lebih besar dibanding ini, itu kan direncanakan 17 Juli," kata Badrodin.

Saat ini, Badrodin memastikan polisi terus mengejar jaringan teroris. Pengejaran akan dilakukan maksimal karena jaringan tersebut bisa saja bermultiplikasi.

"Sejak Januari sampai sekarang, pasti kan ada komunikasi, ada jaringan-jaringan apakah itu jaringan kelompok awal yang masih di dalam. Bisa jadi mereka membentuk sel baru untuk melakukan aksi," tandas Badrodin.

Salat Id

Badrodin melaksanakan salat Idul Fitri 1437 H di Masjid Al-Ikhlas, Mabes Polri, Jakarta. Hadir pula Wakapolri Komjen Budi Gunawan dan Kapolri terpilih Komjen Tito Karnavian.

Ibadah dilaksanakan pukul 07.00 WIB. Ipda Herwansi Tambunan menjadi Imam salat, sementara Kombes HM Yahya menjadi khatib. Usai salat Idul Fitri, digelar acara halal bihalal di Ruang Rupatama Mabes Polri.