Sukses

Prihatin Teror Bom Solo, Ketum Golkar Harap Warga Turut Peran

Setnov mengapresiasi penanganan pemerintah dalam menyelesaikan teror bom Solo itu secara cepat

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto menyayangkan aksi bom bunuh diri di Markas Polres Kota Solo, Jawa Tengah, Selasa 5  Juli 2016. Setya menyatakan rasa prihatinnya atas kejadian tersebut, sebab terjadi sehari sebelum Hari Raya Idulfitri.

Bom bunuh diri itu juga terjadi hampir bersamaan dengan aksi serupa di tiga kota di Arab Saudi. Salah satunya Madinah. Apalagi, sehari sebelum bom bunuh diri itu, Setya tengah melaksanakan umrah.

"Tentu saya sangat prihatin. Ini merupakan suatu tindakan terorisme dan radikalisme yang selalu menggunakan nama Islam dan juga untuk kepentingan pihak yang tentu menjadi fenomena dari transnasional, dari ISIS yang harus diberantas," ucap Setya di sela acara open house Hari Raya Idulfitri di kediaman pribadinya, Jalan Widjaya VIII, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (6/7/2016).

Khusus untuk teror bom di Solo, eks Ketua DPR itu juga‎ mengapresiasi penanganan pemerintah melalui aparat keamanan dalam menyelesaikan teror bom Solo itu secara cepat. Dia juga berharap masyarakat dapat berperan dalam membantu aparat keamanan, terutama kepolisian untuk mencegah aksi tindak terorisme di Indonesia.

"Penting bahwa pemerintah dan kepolisian yang begitu cepat kita harapkan bisa menyelesaikan masalah ini. Kita mengharapkan masyarakat untuk berhati-hati dan waspada. Untuk itu kita harus betul-betul saling memberi informasi yang kuat supaya bisa ditindak tegas terorisme ini," kata Setya.

‎Sebelumnya, bom bunuh diri di Mapolresta Solo menewaskan pelaku dan melukai seorang personel Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Brigadir Bambang. Pelaku mengendarai sepeda motor bernomor polisi AD 6136 HP dan mengenakan baju warna abu-abu.

Hasil identifikasi polisi, pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Solo berinisial N, yang disebut-sebut Nur Rohman. Pria yang merupakan warga Sangkrah, Pasar Kliwon, Solo diduga terkait jaringan teroris yang tertangkap sebelumnya.