Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus mendesak Filipina menyelesaikan rentetan penyanderaan terhadap WNI oleh kelompok Abu Sayyaf. Sebab, bila penculikan ini terus berlanjut, pasokan batu bara ke Filipina juga ikut bermasalah. Efeknya, setengah wilayah Filipina akan gelap gulita.
"Filipina juga akan menderita nanti. Begitu kita stop batu bara, listrik di selatan itu mati semua," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (12/7/2016).
Saat ini, sumber tenaga listrik Filipina berasal dari batu bara dan geometral. Bila pasokan batu bara terganggu, Filipina juga akan merasakan efeknya.
"Jadi Filipina juga punya risiko, jangan lupa. Bayangkan mati lampu di Jakarta atau Surabaya atau di mana, orang pasti akan marah semua. Kalau batu bara ini langka, ini mungkin setengah listrik di Selatan di Filipina itu akan berhenti," jelas JK.
Sejauh ini, opsi yang paling mungkin dilakukan agar lalu lintas laut tetap aman yakni dengan mengadakan patroli bersama. Realisasi dari kesepakatan yang sudah dibuat sebelumnya menjadi penting dan mendesak saat ini.
"Kita mengatakan kalau anda tidak jamin, bagaimana kita kirim barangnya kalau anda tidak jamin. Jadi memang sekarang Indonesia memberikan tanggung jawab ke Filipina itu," pungkas JK.
Penculikan WNI oleh Abu Sayyaf di perairan Sulu merupakan peristiwa kesekian kalinya. Sebelumnya, telah ada dua penyanderaan yang terjadi pada Maret dan pertengahan April lalu.
Ini Penderitaan Filipina Jika Tak Tuntaskan Abu Sayyaf Culik WNI
Sejauh ini, opsi yang paling mungkin dilakukan agar lalu lintas laut tetap aman dengan mengadakan patroli bersama.
Advertisement