Liputan6.com, Depok - Polres Depok mencokok polisi gadungan dengan pangkat komisaris, bernama Andriawan. Bermodalkan lencana polisi yang dibeli di Pasar Senen, Jakarta Pusat, bapak dua anak ini menipu dua pria yang tinggal di Depok, Jawa Barat.
Andriawan mengaku lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1999. Saat beraksi, pria yang sehari-hari bekerja sebagai agen asuransi ini selalu mengunakan identitas palsu.
"Ngakunya sebagai kanit (kepala unit) di kesatuan Reskrimum Polda Metro Jaya, sebagai Agung Bachtiar SH MH SK," kata Wakasat Reskrim Polresta Depok Ajun Komisaris Firdaus, Depok, Jawa Barat, Kamis (14/7/2016).
Selain lencana, Andriawan juga memiliki foto berseragam polisi dalam ponselnya. Foto hasil editan tersebut digunakan pria 38 tahun itu, sebagai foto profil di akun Blackberry Messenger (BBM).
"Di HP-nya dia banyak chat-chat isinya minta foto sesama lelaki. Tapi display picture BBM-nya menggunakan fotonya, tapi diedit pakai Photoshop dengan seragam polisi yang bernama Iptu Andy Iqbal," jelas Firdaus.
Andriawan yang tinggal di kontrakan depan Golden Stick, Kelapa Dua, Kecamatan Cimanggis, Depok itu menipu warga yang tinggal di sekitar rumah kontrakannya.
Janji Palsu
Kepada para korban, Andriawan menebar janji palsu, mampu menyelesaikan segala urusan yang berhubungan dengan kasus kriminal.
"Pelaku pernah menipu warga yang berurusan dengan polisi. Korban kemudian dibawa ke polda untuk diyakinkan bawah pelaku bekerja di sana. Pas di sana, pelaku mengambil KTP korban dan membawa lari handphone korban," ungkap Firdaus.
Dari tangan Andriawan, polisi menyita barang bukti berupa kartu tanda penduduk (KTP) dengan identitas Maripa Lumban Gaol, dua kartu ATM, tiga kartu kredit, dan empat kartu commuter line.
Selain itu, polisi menyita lencana Polda Metro Jaya palsu, kaos reskrim dengan tulisan Satuan Reskrimum Agung Bachtiar SH MH SK, dan handy talky (HT) yang digunakan Andriawan untuk memperdaya para korban.
"Pelaku selalu menggunakan perlengkapan ini untuk menipu para korban," tutur Firdaus, sembari menunjukkan barang bukti yang disita.
Sementara, Andriawan mengaku, semua perlengkapan kepolisian itu dibeli di Pasar Senen, Jakarta Pusat bermodal uang Rp 500 ribu.
Aksi polisi gadungan ini dilakukan karena sejak dulu terobsesi menjadi polisi. Apapun tentang polisi dipelajarinya melalui internet.
"Saya memang bercita-cita ingin menjadi polisi, tapi enggak pernah kesampaian. Akhirnya saya begini aja," ujar dia.
Menipu Gay
Selama tiga bulan berpura-pura menjadi polisi gadungan, Andriawan mengaku telah menipu dua orang. Di antaranya pria penyuka sesama jenis atau gay, yang ditipu melalui jejaring sosial.
Andriawan mengelabui pria tersebut dengan janji-janji manis dan mengaku sedang membutuhkan biaya berobat. Pria tersebut kemudian merasa iba dan berjanji akan meminjamkan uang jutaan rupiah.
Tak lama kemudian, Andriawan mengajak pria tersebut kopi darat alias bertemu langsung. Usai berhasil menipu pria tersebut, dia langsung kabur.
"Korban sayang sama saya. Terus saya ajak dia ketemuan. Tapi sebelum itu saya minta uang ke dia Rp 2,5 juta," beber Andriawan kepada Liputan6.com.
Kepada pria kenalannya itu, polisi gadungan itu mengaku sebagai mahasiswa aktif semester empat di sebuah universitas swasta di Depok, Jawa Barat.
"Saya nyesel. Ya, menurut saya ini merugikan orang lain. Saya kapok," pungkas Andriawan.
Cerita Andriawan Terobsesi Jadi Polisi Berujung Bui
Mengaku sebagai polisi berpangkat kompol, Andriawan menipu sejumlah pria, di antaranya gay.
Advertisement