Sukses

Pasien Datangi RS Harapan Bunda Minta Klarifikasi Vaksin Palsu

Nisah mengantre menunggu penjelasan dari pihak rumah sakit mengenai penggunaan vaksin palsu.

Liputan6.com, Jakarta - Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur menjadi salah satu dari 14 rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan‎ yang disebut-sebut menerima vaksin palsu. Hal itu berdasarkan pernyataan Menteri Kesehatan Nila F Moeloek di hadapan anggota DPR.

‎Keterangan itu sontak menggegerkan keluarga pasien yang pernah berobat di rumah sakit tersebut. RS Harapan Bunda yang berada di Jalan Raya Bogor, Ciracas, Jakarta Timur ini pun langsung diserbu puluhan keluarga pasien.

Berdasarkan pantauan Liputan6.com, satu per satu pasien mendatangi RS Harapan Bunda sejak pukul 17.30 WIB. Kedatangan keluarga pasien semakin banyak selepas Maghrib ‎atau sekitar pukul 18.30 WIB. Mereka ramai-ramai ingin mengkonfirmasi kebenaran berita tentang penggunaan vaksin palsu di RS tersebut.

"‎Ini datang mau konfirmasi sekalian berobat. Dulu anak saya vaksin di sini lengkap selama 1,5 tahun. Sekarang usianya sudah empat tahun," ujar Elisa (30) di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, Kamis (14/7/2016) malam.

Saat itu, Elisa mengaku tidak pernah merasa curiga karena tidak ada dampak yang aneh pada anaknya usai diberikan vaksin sekitar empat tahun yang lalu. Kendati, dia tetap ingin menerima penjelasan langsung dari pihak rumah sakit.

"Enggak ada keluhan sih waktu itu, tapi kan pingin tahu aja. Biar semuanya jelas," kata Elisa.

Sama seperti Elisa, Nisah (32) juga tengah mengantre menunggu penjelasan dari pihak rumah sakit mengenai penggunaan vaksin palsu. Ia menunggu sang suami yang tengah mengadu di ruang Hospital Service Controller.

"Ini lagi didata, siapa saja nama pasien dan ‎dokter yang nanganin. Anak saya di sini, udah divaksin lengkap. Tapi kan nggak tahu, apakah yang dipakai palsu apa enggak," ucap Nisah.

Sang suami, kata Nisah, sempat curiga dengan kualitas vaksin yang diberikan di RS Harapan Bunda. Sebab, kekebalan tubuh anaknya yang kedua berbeda dengan anak yang pertama.

"Pantesan kata suami saya, ini anak kok beda banget sama kakaknya. Tapi waktu itu saya mikirnya mungkin faktor cuaca," beber dia.

Ibu lainnya juga mengeluhkan hal yang sama. Saat itu anaknya divaksin campak. Alih-alih bebas dari virus tersebut, sang anak malah terkena campak usai menerima vaksin di RS Harapan Bunda.

"Padahal sebelumnya nggak pernah kena campak. Itu udah dua tahun lalu‎. Saya dulu nggak kepikiran bakal ada vaksin palsu," ucap ibu paruh baya yang enggan disebut namanya.

‎Hingga berita ini ditulis, sejumlah keluarga pasien yang pernah disuntik vaksin di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur terus berdatangan. ‎Mereka menuntut tanggung jawab pihak rumah sakit mengenai kabar penggunaan vaksin palsu.