Liputan6.com, Jakarta - Masa kecil yang tidak bahagia ternyata menjadi salah satu penyebab M Arsyad melakukan aksi bejatnya, mencabuli anak-anak di bawah umur.
Arsyad dibekuk polisi Minggu, 10 Juli 2016, saat berusaha mencabuli korbannya, seorang bocah perempuan, di Puncak, Bogor. Kepada polisi, pemuda 26 tahun yang pernah ditahan karena menghina Presiden Jokowi itu, mengaku telah mencabuli 4 bocah perempuan.
Kini Arsyad telah mendekam di tahanan Polresta Depok, Jawa Barat, dan telah menjalani tes kejiwaan.
Meski demikian, Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Depok AKP Elly Pandiasari mengatakan, belum bisa memastikan apakah Arsyad mengidap paedofilia atau tidak.
"Kalau soal paedofilia belum ada kesimpulan dengan anak kecil. Hanya senang dengan anak-anak. Dia dulu korban teman-temannya di-bully waktu kecil, kemudian di keluarganya juga KDRT, itu membuat hidupnya kacau," papar Elly di Depok, Kamis 14 Juli 2016 malam.
Di tempat yang sama, Nathanael E JÂ Sumampouw, psikolog forensik Universitas Indonesia menjelaskan, selama diperiksa Arsyad bersikap kooperatif.
Menurut Nathanael, tidak seluruh pelaku kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak itu mengidap paedofilia, sehingga perlu waktu lama untuk menjawab apakah Arsyad mengidap penyakit kelainan seksual itu atau tidak.
"Tadi pemeriksaan psikologi forensik sama tes beberapa, untuk melihat sampai sejauh mana si tersangka itu memiliki suatu gangguan psikologis dan mempengaruhi tindakannya. Dugaan paedofil harus ditindaklanjuti, tapi belum tentu dia paedofil," ujar Nathanael.
Dari hasil pemeriksaan psikologi, aksi bejat Arsyad mencabuli bocah di bawah umur karena sewaktu kecil sering melihat kekerasan dalam rumah tangga. Dia juga kerap diejek oleh teman sebayanya sebagai orang miskin, sehingga Arsyad lebih memilih bergaul dengan anak-anak.
Arsyad Si Pencabul Anak di Depok Mengidap Paedofilia?
Selama diperiksa, Arsyad yang mengaku telah mencabuli 4 anak, bersikap kooperatif.
Advertisement