Liputan6.com, Tasikmalaya: Mungkin tidak banyak orang yang tahu tentang tarawangsa. Namun bagi sebagian orang Sunda, istilah itu sudah tidak asing lagi. Tarawangsa adalah salah satu kesenian rakyat di Jawa Barat.
Â
Tarawangsa merupakan alat musik gesek yang memiliki dua dawai berbahan kawat baja atau besi. Alat musik gesek tanah Pasundan yang hampir punah ini biasanya dimainkan bersama jentreng atau kecapi dan calung rantay.
Biasanya, tarawangsa dimainkan sebagai ucapan syukur usai panen dan penghormatan kepada Dewi Sri. Ketika gesekan alat musik itu terdengar, para penari akan mengajak para penonton untuk menari bersama-sama. persisnya, dalam ikatan tari pergaulan.
Kata tarawangsa sudah tercantum pada naskah Sunda kuno Sewaka Darma yang ditulis pada abad XVI. Tarawangsa dikenal juga sebagai rebab jangkung atau rebab tinggi, karena ukuran tarawangsa umumnya lebih tinggi daripada rebab. Selain di Tasikmalaya, tarawangsa juga dikenal di Banten selatan, Sumedang, dan Bandung.
Sayang, tak banyak yang bisa memainkannya. Di Cibalong, Tasikmalaya, ada lima belas lagu yang diwariskan turun temurun tanpa partitur. Lirik dinyanyikan dalam bahasa Sunda kuno oleh sinden berusia 70 tahun. Salah satu kelompok yang kerap memainkan tarawangsa adalah Dagiang Budaya.
Para pemain tarawangsa umumnya mengais nafkah dari hasil pertanian dan menggembala sapi di atas bukit. Dan salah seorang warga Cibalong yang masih mahir memainkan alat musik itu adalah Mang Oman.
Pada 1980-an sampai tahun lalu, Mang Oman sempat mengajar tarawangsa sebagai ekstrakulikuler siswa sekolah dasar di kampungnya. Sayang, sekarang waktunya habis untuk berladang. Padahak semangatnya melestarikan tradisi warisan nenek moyang tak pernah hilang.(JUM/SHA)
Â
Tarawangsa merupakan alat musik gesek yang memiliki dua dawai berbahan kawat baja atau besi. Alat musik gesek tanah Pasundan yang hampir punah ini biasanya dimainkan bersama jentreng atau kecapi dan calung rantay.
Biasanya, tarawangsa dimainkan sebagai ucapan syukur usai panen dan penghormatan kepada Dewi Sri. Ketika gesekan alat musik itu terdengar, para penari akan mengajak para penonton untuk menari bersama-sama. persisnya, dalam ikatan tari pergaulan.
Kata tarawangsa sudah tercantum pada naskah Sunda kuno Sewaka Darma yang ditulis pada abad XVI. Tarawangsa dikenal juga sebagai rebab jangkung atau rebab tinggi, karena ukuran tarawangsa umumnya lebih tinggi daripada rebab. Selain di Tasikmalaya, tarawangsa juga dikenal di Banten selatan, Sumedang, dan Bandung.
Sayang, tak banyak yang bisa memainkannya. Di Cibalong, Tasikmalaya, ada lima belas lagu yang diwariskan turun temurun tanpa partitur. Lirik dinyanyikan dalam bahasa Sunda kuno oleh sinden berusia 70 tahun. Salah satu kelompok yang kerap memainkan tarawangsa adalah Dagiang Budaya.
Para pemain tarawangsa umumnya mengais nafkah dari hasil pertanian dan menggembala sapi di atas bukit. Dan salah seorang warga Cibalong yang masih mahir memainkan alat musik itu adalah Mang Oman.
Pada 1980-an sampai tahun lalu, Mang Oman sempat mengajar tarawangsa sebagai ekstrakulikuler siswa sekolah dasar di kampungnya. Sayang, sekarang waktunya habis untuk berladang. Padahak semangatnya melestarikan tradisi warisan nenek moyang tak pernah hilang.(JUM/SHA)