Liputan6.com, Bekasi - Selain di Jakarta, beberapa rumah sakit di Bekasi dinyatakan menggunakan vaksin palsu oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Dampaknya, warga mendatangi rumah sakit untuk mengkonfirmasi hal tersebut.
Seperti pantauan Liputan6.com di RS Karya Medika 2, Jalan Sultan Hassanudin, Tambun, Kabupaten Bekasi, digeruduk para orangtua korban vaksin palsu.
Baca Juga
Para pasien yang mayoritas ibu-ibu tersebut dengan wajah kecewa, tampak berkumpul meminta penjelasan para pihak manajemen rumah sakit, terkait vaksin yang dibeli melalui CV Azka Medika, yang belakangan diketahui sebagai sindikat pemalsu vaksin dan bukan merupakan distributor vaksin resmi.
Advertisement
"Kita kecewa karena vaksin yang kita beli tidak melalui SOP yang benar. Sebab yang seharusnya menerima vaksin yang asli jadi enggak ada, terus anak saya sering kena virus gitu deh, bakteri, saya datang ke sini mau minta konfirmasi saja, apakah saya harus vaksin ulang atau bagaimana," ujar Riri, pasien Rumah Sakit Karya Medika 2, Jumat (15/7/2016).
Senada dengn Riri, seorang ibu bernama Nasarico mengaku khawatir terkait peredaran vaksin palsu di rumah sakit Karya Medika. Nasarico mulai memberikan vaksin kepada anaknya sejak tahun 2012. Dalam setiap pemberian vaksin, dia merogoh kocek hingga Rp 450 ribu.
"Mereka (rumah sakit) namanya mau ambil untung pribadi dengan mengorbankan nyawa anak-anak kita. Ini kan kita dibohongi," ujar Nasarico dengan nada kesal sembari membawa kwitansi pembelian vaksin palsu.
Direktur Utama Karya Medika, Dominggus Efruan, mengaku tidak mengetahui vaksin yang dijualnya adalah palsu. Bahkan, kata dia, pembelian vaksin dari CV Azka Medika telah melalui SOP yang benar.
"Kita punya SOP dan itu sudah kami terapkan. Ada bagian pengadaan dan melalui pengecekan dan gudang penyimpanan," terang Dominggus.
Ia pun mengakui jika vaksin yang dibeli oleh CV Azka Medika hanya sebagian kecil, dari beberapa vaksin yang diperoleh dari RS ibu dan anak tersebut.
"Adapun vaksin yang kami peroleh adalah engerix B adult, engerix B pediatal. Serta vaksin anti tetanus serum (ats), anti difteri serum (ads) dan anti bisa ular (abu), serta Purified Protein derivative (PPD). Vaksin ini kami gunakan pada saat distributor utama kita lagi kosong, dan kita harus mengupayakan," ucap Dominggus.