Sukses

Korban Vaksin Palsu: Jangan Ada Kebohongan, Ini Soal Nyawa

Korban minta pihak rumah sakit terbuka dan transparan memberikan penjelasan.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang keluarga korban menyayangkan sikap salah satu rumah sakit yang tersandung kasus vaksin palsu. Dia meminta pihak rumah sakit transparan dan tidak menutupi kejadian sebenarnya.

"Jangan ada kebohongan, karena ini menyangkut nyawa manusia, bayi yang merupakan generasi penerus," kata Teja, salah satu keluarga korban, di diskusi mingguan bertema 'Jalur Hitam Vaksin Palsu', di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (16/7/2016).

Teja merupakan ayah seorang anak yang diimunisasi di Rumah Sakit Sayang Bunda, Pondok Ungu, Bekasi. Saat Kementerian Kesehatan merilis beberapa rumah sakit, salah satunya RS Sayang Bunda, Teja belum mendapatkan penjelasan langsung dari RS Sayang Bunda.

"Kami tanyakan dampak vaksin yang disuntikkan jangka pendek dan jangka panjang, enggak ada satupun yang bisa jawab," keluh Teja.

Informasi langsung dari pihak rumah sakit, kata Teja, bermanfaat bagi para pasien yang kadung menerima vaksin palsu.

"Kita bisa antisipasi lebih dini kalau Rumah Sakit Sayang Bunda kasih info yang transparan," jelas Teja.

Dia menyayangkan keterangan pihak rumah sakit yang berubah-ubah. Sebelumnya, rumah sakit tersebut mengatakan pihaknya mengeluarkan 10 daftar vaksin palsu yang digunakan. Namun selang sehari, rumah sakit meralat keterangannya menjadi 7 jenis vaksin.

"Lebih baik terbuka, jujur, bagaimana menetralisir kimia yang masuk ke anak-anak kita," jelas Teja.