Sukses

Warga Banjiri Posko Korban Vaksin Palsu di RS Harapan Bunda

Belum ada kejelasan dari pihak Rumah Sakit Harapan Bunda kapan anak mereka mendapatkan vaksin ulang.

Liputan6.com, Jakarta - Suasana Rumah Sakit Harapan Bunda, Pasar Rebo, Jakarta Timur, kembali dibanjiri keluarga pasien vaksin palsu. Tidak hanya para orangtua, tapi juga para balita diboyong ke rumah sakit untuk mendapatkan kejelasan pemberian vaksin ulang.

Para keluarga korban vaksin palsu tersebut berkumpul di lobi dan belakang rumah sakit. Karena, ada kabar pihak RS Harapan Bunda akan mendirikan posko korban vaksin palsu di belakang rumah sakit.

"Saya sudah daftar anak saya korban vaksin dari kemarin. Cuma tanggapan dari sini belum ada, apakah anak saya akan divaksin ulang di sini atau kita diberi rujukan ke rumah sakit lain. Enggak ada kejelasan," kata Melly (34), salah satu orangtua yang anaknya menerima vaksin palsu, kepada Liputan6.com di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, Sabtu (16/7/2016).

Terkait dengan posko yang akan didirikan RS Harapan Bunda, Melly mengatakan, tidak ada satu pun perwakilan rumah sakit di posko tersebut. Yang ada justru hanya prajurit TNI yang bersiaga di tenda.

"Apalagi sekarang enggak ada petugas sama sekali dan petinggi-petingginya. Katanya mereka mau mendirikan posko, ternyata bohong, adanya posko TNI doang," jelas Melly.


Korban vaksin palsu kembali datangi RS Harapan Bunda, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Sabtu (16/7/2016) pagi (Liputan6.com/Audrey)

Melly adalah salah satu dari pasien RS Harapan Bunda. Dia merasa kecewa karena rupanya rumah sakit yang dipercayainya menggunakan vaksin palsu untuk balita. Apalagi putra pertamanya, Muhammad Gibran Ashiddiq (2,5) masih menerima vaksin di rumah sakit ini pada September 2015 lalu.

"Saya kalau sakit, ke sini cepat sembuh. Makanya mulai dari periksa kandungan (hamil), sampai melahirkan, sampai anak saya divaksin, ya di sini. Anak saya baru September kemarin loh vaksinnya. Makanya saya benar-benar takut," terang warga Depok ini.

Melly berharap pihak rumah sakit agar terus berkoordinasi dengan keluarga-keluarga korban vaksin palsu agar mereka tak merasa hilang arah dan bingung saat menuntut tanggung jawab pihak rumah sakit.

"Jangan hilang-hilang begini dong. Keluarga pasien diterlantarkan. Tidak ada petugas sama sekali," keluh Melly.