Sukses

Kemenkes: Rumah Sakit Terlibat Vaksin Palsu Bisa Bertambah

Kementerian Kesehatan akan menghubungi satu per satu anak yang masuk dalam data terkena vaksin palsu.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Maura Linda Sitanggang menyatakan, akan segera mengecek setiap rumah sakit yang masuk daftar pengadaan vaksin palsu.

"Kita siap untuk melakukan itu (pengecekan ke rumah sakit), hari ini mulai bisa kita lakukan," ungkap Maura saat diskusi bertema 'Jalur Hitam Vaksin Palsu' di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (16/7/2016).

Ia menambahkan, Kemenkes sudah punya agenda sendiri dalam seminggu ke depan untuk mendatangi 14 RS tersebut. Saat ini Kemenkes telah menghubungi pihak rumah sakit.

"Kita sedang menghubungi nama-nama itu, meski sudah diumumkan tapi bisa nambah," ujar Maura.

Tidak hanya itu, lanjut dia, setiap anak yang sudah ada datanya dan nyatanya terkena vaksin palsu juga akan dihubungi satu-per satu.

"Ini ada 2 proses yang sedang berjalan, yang pertama investigasi dan kedua hasil-hasil investigasi akan kita lakukan tindak lanjut. Ini kerja yang berat juga agar kita bisa dapat dengan tepat report nama-namanya," papar Maura.

"Ada 5 tim dari Kemenkes yang akan ke RS. Saya ingin masyarakat percaya, kita akan jamin dan kawal ini dengan sebaik-baiknya. Meski kita enggak janji hari ini bisa selesai semua, tapi kita ingin masyarakat tidak khawatir," ujar dia.

Menteri Kesehatan Nila Moeloek sebelumnya mengungkap nama-nama rumah sakit yang menerima vaksin palsu. Rumah sakit tersebut adalah RS DR Sander (Bekasi), RS Bhakti Husada (Bekasi), RS Sentral Medika (Gombong), RSIA Puspa Husada, RS Karya Medika (Bekasi), RS Kartika Husada (Bekasi), RS Sayang Bunda (Bekasi), RS Multazam (Bekasi), RS Permata (Bekasi), RSIA Gizar (Bekasi), RS Hosana (Bekasi), RS Elizabeth (Bekasi), RS Harapan Bunda (Jakarta Timur), dan RS Hosana (Bekasi).