Liputan6.com, Jakarta - Ketua Forum Keluarga Korban Vaksin Palsu Rumah Sakit Sayang Bunda Teja Yulianto, menyerahkan data korban vaksin palsu. Data tersebut berisi 78 nama anak yang teridentifikasi mendapatkan virus palsu.
"Saya saat ini sudah menyiapkan data-data anak, ada 78 yang saya dapatkan langsung dari Rumah Sakit Sayang Bunda," ujar Teja saat diskusi mingguan bertema 'Jalur Hitam Vaksin Palsu' di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (16/7/2016).
Teja menuturkan, pihak-pihak terkait seperti Polri, DPR, dan Kementerian Kesehatan, merupakan harapan dari seluruh korban vaksin palsu di Rumah Sakit Sayang Bunda.
Advertisement
"Kalau hasil investigasi tolong diumumkan secara jujur. Lalu kemudian jangan lupa nanti vaksin asli juga disosialisasikan, agar kami dapat membedakan mana yang asli dan palsu," ucap Teja.
Pernyataan Teja mendapat sambutan baik dari Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Agung Setya, yang termasuk tim Satgas Penanggulangan Vaksin Palsu.
"Ini yang kami harapkan dari masyarakat, apalagi keluarga korban. Jika bisa semua memberi data kepada kami, mungkin penanggulangan kasus ini bisa lebih cepat diselesaikan," kata Agung, pada kesempatan yang sama.
Kendati, kata Agung, pihaknya bersama seluruh anggota tim satgas akan mengupayakan pendataan korban dan selesai paling lambat satu pekan ke depan.
"Setelah itu, korban yang telah didata dipastikan pemerintah akan mendapatkan tindak lanjut, sesuai dengan kebutuhan korbannya. Kami akan bekerja keras dan Bareskrim Mabes Polri juga akan terus mengawal kasus ini hingga selesai," dia memaparkan.
"Yang pasti, akan ada pendataan secara menyeluruh dengan metodologi pengerjaan yang telah kami sepakati, untuk dapat diselesaikan dalam kurun waktu satu minggu ke depan," Agung menandaskan.
Menteri Kesehatan telah membeberkan 14 rumah sakit dan delapan bidan, serta klinik pelanggan vaksin palsu. Seluruh fasilitas kesehatan ini mendapat vaksin palsu dari CV Azka Medika.
Kota Bekasi menjadi kota dengan rumah sakit dan fasilitas kesehatan terbanyak, yang menerima vaksin palsu dari distributor tersebut.