Liputan6.com, Medan - Kericuhan mewarnai hari pertama persekolahan di sekolah yang dikelola Yayasan Cinta Budaya di Medan Estate, Percut Sei Tuan, Medan.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Senin (18/7/2016), ratusan murid dan orangtua tak bisa masuk gedung sekolah karena pagar digembok oleh sekelompok orang.
Buntut kericuhan ini berawal dari sengketa lahan seluas 21.280 meter persegi antara Yayasan Cinta Budaya dan keluarga Burhanudian Siagian. Kedua pihak mengklaim sebagai pemilik lahan yang sah termasuk lahan sekolah.
Setelah polisi turun tangan, barulah gembok pagar sekolah dibuka dan murid serta orangtua bisa memasuki gedung sekolah.
"Sekolah Cinta Budaya ini diblokir salah satu pihak yang tidak menghendaki anak sekolah masuk ke dalam sekolah. Sehingga Bapak Kapolda Sumatera Utara langsung turun tangan dan memimpin untuk melakukan perundingan pada pihak yang bersengketa," kata Kapolresta Medan Kombes Martias Husin Dwi Ananto.
Kini murid-murid Sekolah Cinta Budaya bisa kembali bersekolah, sedangkan sengketa lahan sekolah disepakati diselesaikan lewat jalur hukum.
Sementara itu di Solo, derasnya air Sungai Bengawan Solo yang meninggi tak menyurutkan para pelajar di Sukoharjo untuk menuntut ilmu di Solo dengan perahu sederhana.
Para pelajar SD dan SMA menyeberangi sungai terpanjang di Jawa ini dengan membayar ongkos sebesar Rp 1.000.
Sebenarnya ada jembatan yang lebih aman. Tapi itu artinya perjalanan para pelajar ini jadi lebih jauh lagi. Kini harapan mereka, pemerintah segera membangun jembatan permanen agar mereka bisa pergi ke sekolah lebih cepat dan aman.
VIDEO: Perjuangan Siswa di Solo Menantang Maut ke Sekolah
Para pelajar SD dan SMA menyeberangi sungai terpanjang di Jawa ini dengan membayar ongkos sebesar Rp 1.000.
Advertisement